T.Tinggi-inimedan.com
Dinas Perumahan, Kawasan Pemukiman dan Kebersihan (DPKPK) Kota Tebingtinggi yang mengelola Tempat Pembuatan Akhir (TPA) di Jalan Baja Kelurahan Tebingtinggi Kecamatan Padang Hilir Kota Tebingtinggi berhasil mengolah tumpukkan sampah menjadi bio gas metan dapat menggerakkan energi listrik dilakukan dengan sistem penyimpanan.
Kepala Dinas Perumahan, Kawasan Pemukiman dan Kebersihan Kota Tebingtinggi Hj Rusmiaty Harahap,ST kepada wartawan, Selasa (14/3), mengatakan TPA sebagai lokasi pembuangan sampah ini sekarang bisa dimanfaatkan menjadi sumber gas metan dan energi listrik tenaga gas metan untuk bio gas memasak dan menggerakkan blower listrik.
Produk bio gas metan yang dihasilkan dari sumur-sumur di dasar TPA ini dialirkan melalui pipa dan ditampung di sebuah bungker (tabung besar) kemudian dialirkan ke dapur dengan kompor yang ada, tinggal menyalakan kompor dan disulut dengan mancis dan api yang timbul sangat biru dan bisa dipergunakan untuk memasak makanan. “Karena tabung penampungannya masih kecil, maka pemanfaatan bio gas metan masih sebatas untuk keperluan rumah tangga khusus warga penunggu yang ada di TPA”, kata Rusmiaty.
Begitu juga untuk menggerakkan blower generator tenaga listrik di TPA, mesin generator segaja di modifikasi dengan model gas dan gas metan dari sampah itu bisa menggerakkan generator menjadi tenaga listrik yang bisa mengaliri kompleks lokasi di TPA apabila terjadi pemadaman listrik. Keberhasilan diraih berkat kerjasama Dinas Perumahan, Kawasan Pemukiman dan Kebersihan Kota Tebingtinggi bersama Pusat Tekhnologi Lingkungan Badan Pengkajian dan Penerapan Tekhnologi (BPPT) pusat”, ujar Rusmiaty. Hj Rusmiaty menyebutkan, pihak Singapura pernah menawarkan kerjasama untuk membangun listrik tenaga bio gas metan, tetapi Pemko Tebingtinggi belum bisa menerimanya karena kekurangan pasokan sampah. “Untuk memenuhi kebutuhan itu, kita harus mampu mengadakan sampah dalam satu hari sebanyak 250 ton sampah, sedangkan saat ini kita baru bisa memenuhi sampah satu hari hanya 99 ton.
Untuk memenuhi kebutuhan sampah itu, Pemko Tebingtinggi menawarkan kerjasama ke Kabupaten Sergai, Simalungun dan Kabupaten Deliserdang untuk membuang sampah ke TPA di Tebingtinggi. “Kerjasama dengan pihak negara Singapura itu akan dilaksanakan sepuluh tahun, untuk 250 ton bisa mengaliri kebutuhan listrik warga sebanyak 450 rumah”, jelas Rusmiaty. Selain itu, di TPA juga ada pengolahan pupuk kompos dan bank sampah serta dibangun taman dengan dilengkapi sarana bermain untuk anak-anak. Bahkan ada yang unik, pihak pengelola TPA juga sengaja menternakkan burung bangau putih untuk pemakan lalat sehingga di TPA ini lalat bisa berkurang drasmatis. “Sudah banyak pihak kabupaten dan kota yang ada di Sumatera Utara datang untuk belajar tentang pengolahan sampah di TPA kita ini”, jelas Rusmiaty. [nur]