
Ket.Gambar : Pedagang daging kerbau di Pajak Tarutung tidak seramai biasanya. ( LS)
inimedan. com_Tarutung. Situasi pasar Tarutung dua hari terakhir, Kamis dan Jumat (31/12), terkesan tidak seramai situasi tahun-tahun sebelumnya. Biasanya pasar Tarutung sudah penuh sesak dengan orang berbelanja yang membeludak pada hari terakhir pergantian tahun.
Pada Kamis (30/12) dua hari sebelum pergantian kalender 2021, onan ( pasar) Tarutung kelihatan sudah ramai orang belanja. Pada hal biasanya, Kamis onan itu sepi. Mungkin banyak warga memilih untuk membeli keperluan tahun baru, karena anggapan pada Jumat sebagai onan terakhir tutup tahun pasti pasar akan membeludak. Ternyata di luar perkiraan Onan Tarutung seakan biasa saja seperti halnya pekan besar Sabtu.
Pedagang daging kerbau tak seperti biasanya, tampak tidak begitu ramai pembeli seperti biasa hari terakhir pergantian tahun. Seorang ibu boru Pasaribu mengatakan kepada kontributor media ini, kondisi keuangan keluarga tak memungkinkan untuk membeli banyak seperti di masa lalu. ” Saya belanja apa adanya saja sesuai kemampuan, ” ujarnya polos seraya menunjukkan keranjang kecilnya yang terlihat masih longgar bahan keperluan. Di antara ibu-ibu yang hilir mudik sekitar pasar, terlihat ada keluarga yang memborong belanjaan sampai bawa tiga keranjang, tapi di sisi lain ada juga ibu yang hanya menenteng tas plastik kecil. Membeli sekedar keperluan seadanya.
Pedagang daging kerbau yang ditanya apakah ada kenaikan harga menjelang tahun baru menyebut harga daging kerbau per kilo tetap Rp 170 ribu, tidak ada kenaikan. Pada hal biasanya di saat menjelang tahun baru harga daging biasanya bisa naik sekitar 10 sampai 20 persen. Yang agak naik adalah kaki kerbau yang biasanya Rp 75 ribu naik jadi Rp 100 ribu per kaki. Alasannya, kaki kerbau jumlahnya terbatas dan biasanya peminatnya lumayan untuk bikin kuliner D2 ( dangket-dangket) atau kikil.
Yang tampak agak ramai pembeli adalah lapak pedagang ikan kering dan bumbu-bumbuan.
Sementara itu tradisi “marbinda” ( potong kerbau untuk dibagi satu kelompok terbatas), tampaknya juga jauh berkurang dibanding sebelum pandemi Covid19. Meski pun masih kelihatan ada yang mengadakan tradisi tersebut, sudah bisa dihitung jari. Salah satunya adalah Partai PDI Perjuangan yang diketuai Nikson Nababan ( Bupati Taput ) yang dilakukan hari Kamis (30/12) khusus untuk lingkungan pengurus dan kader partai. Selain di beberapa desa kecamatan, masih ada yang melaksanakan tradisi Marbinda oleh kelompok-kelompok tertentu.*leonardo#