10 Tahun Irigasi Hutabarat Tarutung Terlantar

Kondisi Sungai Sigeaon yang debit airnya makin menciut . ( LS ) 
inimedan.com.- Tarutung.
 Lebih kurang 10 tahun lamanya tali air ( irigasi)  di Desa Parbaju Julu, Tarutung, KabupatenTapanuli Utara Sumut, tidak berfungsi alias terlantar,  para petani di kampung itu merasa pesimis kalau tali air itu bisa normal seperti semula. Petani di sekitar kawasan jangkauan tali air itu, pasrah mengharapkan curah hujan untuk kebutuhan hasil pertaniannya.
Pasalnya, saluran air yang bersumber dari Aek ( sungai ) Sigeaon itu dianggap sudah lebih tinggi dari permukaan air sungai.
Belakangan ini volume atau debit air sungai tersebut dari waktu ke waktu terus menunjukkan defisit atau penurunan signifikan. Hal itu menyebabkan air tidak bisa lagi menjangkau pintu penyalur utama Bondar ( tali air ) Panaharan sebagai pembagi air ke persawahan sekitarnya. Menurut warga setempat, terbengkalainya Bondar Panaharan sejak tahun 2013,sudah mendekati 10 tahun.
Ket. gambar:  Bondar ( tali air ) Panaharan Tarutung hampir 10 tahun tak berfungsi lagi. ( LS )
 Wilayah paling terdampak sejak terbengkalainya tali air ini, tercatat Desa Parbaju Julu, Partali Julu, Parbaju Tonga, Si Raja Oloan, Hutagalung Siwaluompu. Persawahan di Desa- desa tersebut memiliki akses langsung ke tali air Bondar Panaharan yang panjangnya sekitar 1 kilometer. Warga petani kini bergantung pada bantuan air hujan untuk kebutuhan pertaniannya.
 Dulunya Desa Parbaju Julu termasuk sentra pembibitan ikan mas dan ikan nila, semasa Bondar Panaharan masih lancar. Tetapi sekarang, usaha tambak ikan itu tidak ada lagi sudah hampir 10 tahun. Namun para petani tidak lagi menyalahkan pemerintah dengan terbengkalainya tali air tersebut, karena sudah melihat fakta defisitnya volume air Aek Sigeaon yang hanya tampak membesar di kala hujan deras berkepanjangan di hulu sungai. Petani di kawasan ini hanya berharap, pemerintah tidak berhenti mencari solusi bagaimana supaya tali air tersebut bisa berfungsi kembali.
 Pemkab Taput melalui Dinas PUK memang telah membangun bendungan dekat pintu air Bondar Panaharan, tetapi proyek itu dianggap mubazir, tidak bermanfaat sama sekali. Hanya buang-buang uang percuma, ujar seorang warga saat berbincang dengan kontributor inimedan.com.*leonardo#

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *