Pedagang Asongan : Kami Butuh Menghidupi Keluarga

Inimedan.com-Medan

Demi kebutuhan hidup terpaksa para pedagang asongan ini tidak mentaati anjuran pemerintah untuk berdiam diri dirumah ditengah  situasi covid19.

Mau tidak mau para pedagang asongan ini terpaksa berjibaku dengan keadaan dan teriknya matahari dan  tidak jarang keringat terpaksa mengucur deras membasahi tubuh karena hidup harus berlanjut.

Yang miris lagi  para pedagang asongan ini sudah bertahun tahun menggantungkan hidup dengan berjualan di lampu merah, seperti yang di Jalan H.Ir.Juanda Kelurahan Sei Mati Kecamatan Medan Maimun, Pemko Medan.

Ada beberapa orang yang harus menaklukkan terik nya matahai demi menjajakan dagangannya kepada pengguna jalan yang berhenti di lampu merah.

Seprti Edi (36) yang mempunyai tanggungan anak 3 orang, kemudian Ayong (47) yang mempunyai tanggungan anak 3 orang Dan bg Azmi ini belum berumah tangga namun mempunyai tanggungan kedua orang tua dan adik nya.

Saat di hampiri awak media ini Edi membeberkan keluh kesahnya, ini sebuah pilihan antara wabah Covid 19 dengan memberi nafkah keluarga, sedangkan tetap berjualan aja terkadang tidak bawak uang pulang karena jalanan lagi sepi imbas dari wabah Virus Corona, katanya.

“Kami terpaksa terus keluar rumah untuk mencari sesuap nasi demi anak dan istri berjibaku mengadu Nasip di lampu merah walau kami tau ini sangat berisiko” tandasnya.

Sementara itu Ayong pedagang asongan juga menambahkan, walau  imbas dari virus Corona membuat jualan pun sangat sepi, namun kami tetap harus mengadunadip di lampu merah ini, tak jarang kami harus menelan pil pahit karena sepinya pembeli.

“Jika berdiam diri dirumah secara otomatis kami terhindar dari Virus Corona, tetapi kami kelaparan karena tidak ada penghasilan, sehingga setiap hari terpaksa harus menempuh resiko dengan berjualan di lampu merah” katanya.(bayu)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *