
Kecamatan yang wilayahnya belum ditetapkan menjadi kawasan bebas sampah pun makin terdorong bekerja lebih baik dalam penanganan sampah. Mereka ini giat berusaha mewujudkan kawasan di wilayahnya menjadi kawasan bebas sampah. Salah satunya adalah Kecamatan Medan Marelan.
“Kami terus mengoptimalkan penanganan kebersihan di wilayah kami. Ini merupakan salah satu program prioritas Wali Kota Medan, yang secara langsung merupakan amanah juga bagi kami di pemerintahan kecamatan untuk mengerjakannya,” ujar Camat Medan Marelan, Muhammad Yunus, Kamis (11/11) di Medan Marelan.
Yunus memaparkan, setelah pengalihan sebagian kewenangan pengelolaan persampahan dari dinas kebersihan dan pertamanan, saat ini Kecamatan Medan Marelan memiliki enam Bestari, lima truk, 17 Melati, ditambah 5 pengawas kebersihan. Dia juga memaparkan, Medan Marelan terdiri dari 5 kelurahan, 88 lingkungan, dengan 184 jiwa penduduk, dan 48 ribu rumah yang kita layani.
“Untuk mengoptimalkan kekuatan yang ada, kita membentuk Petugas Kebersihan Swadaya Lingkungan. Alhamdulillah, hari ini sudah ada 48 Petugas Kebersihan Swadaya. Mereka ini menambah personil petugas kebersihan yang sudah ada,” ujar Yunus, seraya mengatakan setiap personil Petugas Kebersihan Swadaya Lingkungan ini bertugas di dua atau tiga Lingkungan.
Yunus menambahkan, untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas dalam pengangkutan sampah, pihaknya kembali mengkaji rute yang ada dan melakukan perubahan. Personil petugas kebersihan, lanjutnya, tidak lagi berdasarkan kelurahan namun, berdasarkan rute. Dengan demikian, satu petugas bisa saja mencover dua
kawasan berdekatan di dua kelurahan. “Kini kita mempunyai kewenangan mengubah rute untuk mencapai efisiensi dan efektivitas pengangkutan sampah warga. Jadi ada rute baru,” ucapnya.
Yunus juga mengatakan, pihaknya telah mengumumkan kepada warga agar membuang pada pukul 06.00-9.30 WIB dan 16.00-18.30 WIB. Sedangkan pada malam hari ini melakukan penyisiran di Jalan Marelan Raya. “Di wilayah kami, banyak warga yang membakar sampah di halamanya rumahnya. Ini juga cukup membantu. Di
samping itu, wilayah kami juga dekat dengan TPA Terjun, sehingga sampah warga bisa langsung kami buang ke TPA,” tambah Yunus.
Yunus mengatakan, pihak ini kini berusaha agar ada Lingkungan maupun Kelurahan di wilayahnya juga ditetapkan menjadi kawasan bebas sampah. Bahkan, mereka juga sudah menargetkan, Kelurahan Paya Pasir sebagai kelurahan bebas sampah. Upaya yang dilakukan antara lain meningkatkan kinerja petugas kebersihan, sarana dan prasarana. “Kita optimis warga di Kelurahan tersebut, banyak yang mengelola sampahnya sendiri. Sebagian besar dari mereka tidak tergantung pada petugas karena mereka membakar sampah di halamannnya sendiri,” ucapnya.
Optimisme yang sama sebelumnya juga ditunjukkan Camat Medan Baru Ilyan Chandra Simbolon. Dia mengungkapkan, aparatur di Kecamatan Medan Baru, wajib mengikuti gerak cepat Wali Kota Medan dalam memajukan Kota ini, termasuk dalam penanganan kebersihan. Dia mengatakan, pihaknya telah melakukan pemetaan penanganan sampah di wilayahnya, termasuk menetapkan perimbangan kekuatan personel di masing-masing kelurahan sesuai dengan kebutuhannya.
“Setiap harinya, tugas pengelolaan persampahan dan kebersihan dilakukan dalam dua tahap. Pukul 06.00 sampai 18.00 WIB tanggung jawab semua pengelolaan kebersihan dilaksanakan oleh seluruh petugas kebersihan, setelah itu Petugas Penanganan Prasarana dan Sarana Umum (P3SU) diberdayakan untuk penanganan sampah
terhitung pukul 18.00 sampai 23.00 WIB. Ini dilakukan untuk memastikan seluruh kecamatan Medan Baru, khususnya di jalan-jalan protokol, bebas dari sampah.
Dengan demikian, keesokan harinya, petugas tidak kewalahan karena volume sampah berkurang, karena pada malam harinya P3SU telah melakukan penyisiran sampah,” ungkap Ilyan.
Untuk mengedukasi masyarakat, pihaknya juga telah mengeluarkan kebijakan. Para kepala lingkungan menyampaikan kepada masyarakat, bahwa semua sampah akan diangkut, tetapi petugas akan memprioritaskan sampah yang berada di dalam wadah. “Apabila ditemukan sampah tidak berada di dalam wadah, kami akan tegur kepala lingkungannya. Dengan teguran itu diharapkan kepala lingkungan lebih gencar lagi mengedukasi warganya agar mewadah sampahnya,” ungkapnya
Langkah Bobby Nasution dalam penanganan kebersihan di Medan ini mendapat sambutan positif dari kalangan akademisi. Dosen Ilmu Komunikasi Fisip USU, Muhammad Zikri Asmara, menilai penetapan kawasan bebas sampah di tiga kecamatan di Medan, juga mendorong 18 kecamatan lainnya untuk meningkatkan kinerja penanganan sampah dan kebersihan di wilayah masing-masing.
Dia mengatakan, kebersihan ini sudah lama menjadi masalah di kota ini. Dia mengharapkan, dengan gerak cepat, namun strategis dan terukur, Pemko Medan dapat menangani persoalan kebersihan ini.
Zikri juga berharap, pihak kecamatan terus mengedukasi masyarakat agar peduli dengan masalah kebersihan. “Masalah kebersihan tidak terlepas dari prilaku masyarakat sendiri,” tandasnya.*di/rel#