inimedan.com-Tanjung Balai.

Sebanyak 3 orang wartawan kota Tanjung Balai yang bermitra dengan BPJS Kesehatan kota Tanjung Balai yakni, Syamsul Bahri, Soufy Simangunsong dan Muhammad Gani mengikuti secara daring kegiatan Media Workshop Photo Story BPJS Kesehatan Tahun 2022, Jum’at (27/05/2022).
Kegiatan workshop dengan tema “Membangun Cerita Dibalik Jepretan Kamera” digelar melalui Zoom Webinar dan Live Youtube BPJS Kesehatan, juga diikuti oleh duta BPJS Kesehatan dan seluruh staf bidang komunikasi publik di tiap Kantor Cabang BPJS kesehatan, dan ratusan wartawan se-Indonesia.
Kegiatan yang dilaksanakan secara virtual dibuka langsung oleh Direktur SDM dan Umum BPJS Kesehatan RI Andi Afdal, dengan menghadirkan dua orang narasumber profesional diantaranya, seorang photografer senior di Indonesia yakni Beawiharta adalah photo storyteller, pernah 20 tahun menjadi photografer di Reuters, berikut Edi Purnomo yang merupakan freelance photografer, educator dan visual communication consultan.
Dalam laporannya, Sekretaris Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan, Arif Syarifudin, menyampaikan, teknologi narasi dalam jurnalisme tidak hanya disampaikan dalam media teks saja, akan tetapi banyak media yang dapat menyalurkan kegiatan jurnalisme baik melalui foto dan video.
Kegiatan Media Workshop Photo Story, ini mengawali dari kegiatan lomba photo jurnalistik yang akan di laksanakan oleh BPJS Kesehatan tahun 2022, diharapkan rekan media untuk bisa berpartisipasi dalam mengikuti perlombaan ini, kata Arif.

Direktur SDM dan Umum BPJS Kesehatan RI Andi Afdal dalam sambutannya mengatakan, Kami berkeinginan antara BPJS Kesehatan dan teman-teman pewarta harus lebih dekat, diharapkan photo story yang dihasilkan nantinya membuat lebih baik lagi untuk BPJS Kesehatan maupun diluar “selamat mengikuti workshop, mudah-mudahan kita dapat hal yang bermanfaat”, kata Andi Afdal.
Dalam workshop tersebut narasumber pertama Beawiharta menyampaikan materi “Photo Story itu Mudah”, seperti kita ngobrol tapi dalam bentuk visual, saat ini di tengah masyarakat tumbuh rasa malas dalam membaca dan kebiasaan orang dalam membaca harus dihiasi visual, phototo single sekarang tidak laku, masyarakat butuh banyak photo yang dapat bercerita.
Bahwa seorang fotografer bisa bercerita lewat karya fotonya, dapat membangun cerita dan membawa perspektif sesuai dengan makna yang ingin disampaikan, Ungkap Beawiharta.
Dilanjutkan dengan narasumber kedua, Edi Purnomo dalam kesempatan terakhir menjelaskan Bagaimana mengembangkan ide dalam photo story(SB).