Inimedan.com – Sergai | Sembilan Tenaga Kerja Indonesia (TKI) asal Indonesia, terdiri dari dua perempuan dan tujuh laki-laki, mengalami nasib tragis ketika terombang-ambing di laut Selat Malaka beberapa hari lalu.
Darma Yani (28), salah satu korban yang selamat, menceritakan pengalaman mengerikan tersebut kepada wartawan pada Kamis (01/08/2024) sore di rumah saudaranya di Jalan Masjid Desa Pekan, Kecamatan Tanjung Beringin, Kabupaten Serdang Bedagai, Provinsi Sumatera Utara.
Menurut Darma Yani, mereka sembilan orang berasal dari berbagai daerah: empat dari Tanjung Balai, tiga dari Nusa Tenggara Timur (NTT), satu dari Sungai Berombang, Kabupaten Labuhan Batu Utara, dan satu lagi dari Serdang Bedagai.
Darma Yani menuturkan bahwa mereka berangkat dari Johor Baru, Malaysia, menaiki bus menuju dermaga yang tidak diketahui lokasinya karena tertidur sepanjang perjalanan.
Setibanya di dermaga, mereka menaiki tongkang yang disediakan oleh agen dengan biaya RM 2.200 (Ringgit Malaysia) per orang, yang dijanjikan akan membawa mereka sampai ke pelabuhan Tanjung Balai.
Saat tongkang mulai berlayar, terdapat 11 orang di dalamnya, termasuk dua tekong (nakhoda). Namun, setelah beberapa lama, tongkang tiba-tiba tenggelam sekitar pukul 17.00 waktu Malaysia.
“Kami sangat kebingungan dan berusaha menyelamatkan diri sementara kedua tekong sudah menghilang,” ujar Darma Yani dengan penuh emosi.
Dengan peralatan seadanya, seperti kardus dan fiber, Darma Yani bersama rekannya asal NTT berusaha bertahan di tengah laut. Memasuki hari ketiga, kelompok mereka terpisah. Beberapa rekan mencoba mencari pertolongan, sementara yang lain masih berkumpul. Malangnya, seorang rekan perempuan asal NTT meninggal dunia di tangan Darma Yani.
Pada hari keempat, mereka akhirnya diselamatkan oleh kapal tanker asal India yang sedang melintas dan dibawa ke Pelabuhan Belawan. Sayangnya, dari sembilan orang, tiga rekan asal NTT, dua laki-laki dan satu perempuan, dilaporkan meninggal.
Darma Yani, yang memiliki dua anak, menjelaskan bahwa dia berangkat ke Malaysia secara resmi melalui agen pada bulan November 2023. Ia bekerja sebagai pembantu rumah tangga di Johor Baru selama tujuh bulan. Ia berharap ada dermawan yang bersedia membantu meringankan beban hidupnya setelah tragedi ini. *fan#