
Inimedan.com – Labuhanbatu | PT Pertamina sudah melakukan tindakan tegas terhadap 239 SPBU “Nakal” Se- Indonesia di tahun 2025. Agar genap menjadi 240, PT Pertamina di Medan Sumatera Utara diminta melakukan penindakan tegas terhadap SPBU Negeri Lama, Kecamatan Bilah Hilir Kabupaten Labuhanbatu dengan nomor SPBU 14.227.350.
Tindakan tegas itu diminta dikarenakan keberadaan SPBU Negeri Lama tidak ada memberikan dampak positif kepada masyarakat banyak untuk mendapatkan BBM bersubsidi.
“BBM bersubsidi yang datang dari Pertamina cepat habis, para penyuling minyak yang menguasai di SPBU itu. Diduga kuat ada kerjasama antara SPBU dengan pihak penyuling. Warga lainnya hanya bisa beli BBM subsidi eceran di kedai – kedai ,”kata Syarif dengan nada kesal. Selasa (15/07/2025).
Menurut Syarif, para penyuling membeli truck – truck colt diesel buruk yang digunakan hanya untuk membeli BBM bersubsidi seperti bio solar dan Pertalite di SPBU tersebut.
“Para penyuling jumlahnya puluhan orang, satu orang bisa memiliki 3 sampai 5 armada truck colt diesel. Armada penyuling baik itu colt diesel hingga mobil pribadi, mobil pick up yang memenuhi SPBU Negeri Lama, habis BBM subsidi solar dan pertalite itu sama mereka semua,”aku Syarif.
Selain Solar, BBM subsidi seperti pertalite di SPBU Negeri Lama juga sulit didapat warga setempat. Semua BBM subsidi menjadi ajang keuntungan para penyuling semata.
“Masuk BBM subsidi seperti solar dan pertalite malam hari dari Pertamina ke SPBU Negeri Lama, malam itu juga habis. Esok pagi hanya Pertamax yang bersisa di SPBU, teruslah begitu bertahun – tahun selama ini,”sebut Syarif.
KAPOLSEK TIDAK MAU TAHU
Terpisah, mantan ketua FKPPI Kecamatan Bilah Hilir Abdul Hasyim Mth, menanggapi bebasnya para penyuling BBM subsidi karena adanya pembiaran oleh aparat kepolisian Polsek Bilah Hilir.
Sebagai bukti, lanjutnya, Polsek Bilah Hilir mengetahui siapa saja para penyuling BBM subsidi solar dan pertalite dan dimana lokasinya mereka melakukan penyulingan BBM subsidi tersebut.
“Para pengecer atau along – along mengambil BBM subsidi dari rumah atau gudang penyuling puluhan jerigen secara terbuka untuk dibawa ke wilayah kecamatan lain hingga ke Panipahan wilayah Riau. Pihak Polsek Bilah Hilir tahu hal itu. Jangan bilang mereka tak tahu, dusta kalau mereka tak tahu, tetapi dibiarkan. Ada apa?,”sebut Hasyim.
Dijawab awak media ini, beredar infonya Kapolsek Bilah Hilir AKP Andita Sitepu SH,MH tidak betah bertugas di Kecamatan Bilah Hilir, sehingga kemungkinan semua kerja yang menabrak hukum itu dibiarkan dan tidak ada tindakan tegas dari aparat kepolisian dengan tujuan supaya dirinya dicopot sebagai Kapolsek.
“Ya issu itu beredar cukup kencang di lapangan, saya juga dapat Issu itu. Kalau issu itu benar Andika Sitepu tidak suka ditugaskan di daerah ini, seharusnya sejak awal dia ajukan saja ke Poldasu minta mundur sebagai Kapolsek. Jangan issu dirinya tidak betah jadi alasan klasik melakukan pembiaran kerja ilegal yang bertentangan dengan hukum,,”ucap Hasyim.
“Kita konfirmasi saja kapolseknya bang, mungkin Kanit Reskrim dan Waka Polseknya juga gak betah tugas di sini. Biar cepat direspon Polda, kita buat spanduk kita pajang di beberapa titik kota. Kita buat isinya,”ANDITA SITEPU KECEWA DITUGASKAN SEBAGAI KAPOLSEK BILAH HILIR, PENYULING BBM SUBSIDI BERBAHAGIA DAN MERAJALELA,”imbuh T, Pohan selaku aktivis.
“Kalau Waka Polsek tidak mungkin tidak betah tugas di sini, tetapi kalau Kanit Reskrim dan Kanit Intel tidak betah itu mungkin. Kalau mereka gak betah ya ngapain mereka lama – lama tugas di sini. Kasihan masyarakat saat meminta kepastian hukum dari mereka. Kita mainkan saja pakai spanduk, kita bantu mereka supaya cepat mutasi, sesuai harapan mereka”timpal Abdul Hasyim.
“Kita surati saja Kapolres, tembuskan ke Kapoldasu dan Mabes Polri’, lalu disusul dengan pemberitaan beramai – ramai dan pasang spanduk. jadi kita bantu mutasinya aparat kepolisian yang tidak betah tugas di daerah kita ini. Kami anggota PAWAPATI siap membantu percepatan mutasi mereka Gratis kerja kita untuk membantu mutasi mereka yang tak betah di sini,”sambung Ismail Siahaan jurnalis dari kelompok Persatuan Aktivis Wartawan Pantai Timur ( PAWAPATI).
Mandor SPBU 14 .227.350 Negeri Lama Robin, dikonfirmasi berapa ribu liter jatah BBM yang masuk ke SPBU Negeri Lama dari Pertamina, Robin mengaku jumlah SPBU yang masuk 360 ribu liter per bulannya.
“Kalau yang diantar kadang masuk 8000 liter, kadang 12 ribu liter. Terapi yang pastinya yang masuk 360 ribu liter perbulannya,”aku Robin.
Kapolsek Bilah Hilir AKP Andita Sitepu SH, MH, dan Kanit Reskrim Ipda Riko Sihombing dikonfirmasi via WhatsApp messenger App soal Issu dirinya tidak betah bertugas di Bilah Hilir dan melakukan pembiaran penyalahgunaan BBM subsidi di wilayah hukumnya, hingga berita ini dikirimkan ke redaksi, AKP Andita Sitepu belum berkenan memberikan balasan. (Joko W).