INIMEDAN – Program Keluarga Berencana sebagai program nasional untuk mengurangi dan mengatasi permasalahan pertumbuhan penduduk memerlukan upaya-upaya komprehensif yang salah satunya adalah penyediaan sarana kontrasepsi.
Kontrasepsi hingga saat ini masih menjadikan kaum hawa sebagai sasarandan target utamanya. Kaum pria masih belum banyak yang pro aktif dalam menggunakan kontrasepsi, kecuali kondom. Hal ini berdasarkan data yang dikeluarkan BKKBN, dimana persentase pria hanya 5,6% dalam partisipasi Keluarga Berencana.
Secara mendasar, pengendalian kesuburan pada pria jauh lebih rumit dibandingkan dengan wanita. Hal ini disebabkan pengendalian terhadap jutaan sperma yang diproduksi jauh lebih sulit dibanding hanya mengendalikan sel telur (ovum) yang akan dibuahi. Bahan kontrasepsi yang ideal bagi kaum pria harus memenuhi kriteria aman, reversibel, bekerja cepat, mudah digunakan dan dengan efek samping minimal.
Penelitian-penelitian telah banyak dilakukan untuk menggunakan bahan alami sebagai obyek yang bermanfaat dalam kontrasepsi. Sebanyak 1.600 jenis tanaman di India telah diteliti dan sedikitnya terdapat 30 jenis tanaman yang bersifat membunuh sel-sel sperma (spermicida). Di Indonesia sendiri terdapat 52 jenis tanaman yang diyakinimemiliki efek antifertilitas (penghambat kesuburan). Salah satunya adalah tanaman oyong (Luffa acutangula, Roxb.).
Seperti dikatakan dr Reza Aditya Digambiro, pengajar Fakultas Kedokteran Universitas Trisakti, dan Kepala Pap Smear Center RS Ibnusina, Jakarta Barat, seperti dikutip dari Inilah.com, bijni tanaman oyong mengandung cucurbitacin B (amarin), sapogenin dan asam oleat. Cucurbitacin memiliki rasa yang pahit dan memiliki sifat sitotoksis, sehingga juga diduga berperan dalam anti tumor selain anti kesuburan. Sifat sitotoksis ini berguna dalam menghambat pertumbuhan dan perkembangan jaringan sel.
Penelitian terakhir menunjukkan bahwa biji oyong dapat menyebabkan penurunan jumlah sel-sel sperma dalam testis (buah zakar). Penelitian yang dilakukan Endang Purwaningsih dan Sumiarsih dari Universitas YARSI Jakarta, menyatakan bahwa ekstrak biji oyong yang diberikan pada sel-sel sperma dapat menurunkan pergerakan dan kemampuan hidup dari sel-sel sperma tersebut.
Meskipun masih diperlukan penelitian-penelitian lebih lanjut, namun dapat dipikirkan ekstrak biji oyong sebagai salahs atu alternatif bahan kontrasepsi bagi kaum pria, seperti spermatisida yang digunakan dalam kondom. [ILC/MUL]