Inimedan.com-Tebingtinggi.

Untuk mencegah terjadinya stunting dimulai dari seribu hari kehidupan atau biasa yang disebut dengan priode keemasan, stunting itu sendiri adalah panjang dan gizi anak tidak normal sejak lahir.
Hal ini disampaikan Kepala Dinas Kesehatan Tebingtinggi dr. M. Iqbal bersama Kepala Dinas PPKB Hj. Nina Zahara MZ pada talkshow tentang pencegahan Stunting yang diselenggarakan Diskominfo Kota Tebingtinggi pada hari Senin lalu, (04/04/2022) di Radio dis FM Jalan Yos Sudarso
Ada dua hal penyebab terjadinya Stunting, yakni secara langsung seperti adanya penyakit anemia pada ibu hamil, kurangnya pola makan yang lengkap, kurangnya pengetahuan ibu hamil dan beberapa hal lainya.
Penyebab tidak langsung diantaranya penyediaan sanitasi yang tidak layak, penyediaan tidak layak air bersih, lingkungan yang tidak sehat (kumuh) dan lain sebagainya berkaitan dengan pertumbuhan anak.
Pencegahan awal dimulai dari pemeriksaan pasangan yang akan menikah terutama memeriksakan kesehatannya, memberikan pengetahuan, saat hamil rajin memeriksakan kehamilanya 6 kali, ujar dr.Iqbal.
Sementara Kepala Dinas PPKB Hj. Nina Zahara MZ menyampaikan terjadinya pertambahan anak stunting umumnya tidak siapnya seorang ibu untuk mempunyai anak.
Ada beberapa faktor penyebab ketidaksiapan untuk menjadi ibu, karena perkawinan usia dini dan kelahiran anak yang tidak diharapkan karena kehamilan diluar pernikahan.
Untuk itulah Dinas PPKB mempunyai program yang disebut SP3 (Syarat Pelaksana Prosedur Perkawinan) calon pengantin yang akan melangsung perkuniahan) untuk usia 21 tahun bagi perempuan dan 25 tahun bagi pria.
“Karena PPKB tugas utamanya pencegahan kita mulai dari masa remaja yang disebut program Generasi Berencana, dimana seorang remaja mempersiapkan suatu pernikahan dengan sebaik-baiknya,” kata Nina.
Sementara itu, Junita dari Bappeda selaku Kasubid perencanaan perekonomian, pemerintahan dan pembangunan manusia menyampaikan data keberadaan Stunting tahun 2021 di Kota Tebingtinggi sebesar 17,3 persen, dan angka ini menjadikan Kota Tebingtinggi masuk kedalam kota tiga terbaik dalam penanganan Stunting di Sumatera Utara.
Disampaikannya pula bahwa pencegahan Stunting ini tidak bisa dilakukan oleh PPKB atau Dinas Kesehatan saja tetapi perlu banyak melibatkan OPD lainya yang berkaitan dengan programnya.
Dalam pencegahan stunting ada 5 pilar dalam penangananya yakni konitmen dan visi kepemimpinan, kampanye nasional dan perubahan prilaku, konvergensi Program pusat, daereh dan desa, ketahanan pangan dan gizi serta pemantauan dan evaluasi.
Sementara Kadis DP3KM Tebingtinggi Sri Wahyuni menyampaikan keterlibatan Dinas nya dalam penanggulangan Stunting adalah membentuk kader-kader Posyandu yang ada di setiap kelurahan yang bekerjasama dengan Dinas Kesehatan.*ZUL#