dr.Mardohar  :Tingkat Kesembuhan Covid-19 Semakin  Meningkat

Inimedan.com-Medan.
Kabar menggembirakan datang dari Satuan Tugas (Satgas) Covid-19 Kota Medan. Pasalnya tercatat ada 45 pasien Covid-19 yang mengalami kesembuhan. Hal ini terungkap dalam Konferensi Pers yang digelar, Jumat(6/11) di gedung Serba Guna PKK Pemko Medan, Jalan Rotan Proyek Petisah Kelurahan Petisah Tengah Kecamatan Medan Petisah.
Menurut Jubir Satgas Covid-19 Kota Medan, dr.Mardohar Tambunan,M.Kes bahwa angka suspek Covid-19 di Kota Medan mencapai 304 orang, sedangkan jumlah konfirmasi Covid 19 Kota Medan mencapai 6.953 orang. Sementara pasien yang telah sembuh dari Covid-19 sebanyak 5.329 orang dengan penambahan per Kamis, 5 November 2020 sebanyak 45 orang, yang meninggal 303 orang serta dirawat sebanyak 1.321 orang.
Dikatakan Mandohar lagi, bahwa sudah banyak penurunan kasus Covid-19 di Kota Medan, dan tingkat kesembuhan itu semakin lama semakin meningkat. Berarti kerja yang selama ini dilakukan sudah berjalan cukup baik dan sudah menampakkan titik terang, namun belum sempurna. “Hal tersebut menandakan bahwa masyarakat sudah mulai sadar akan bahaya Virus Corona ini,” tegasnya.
Masih menuruth Mardohar, berdasarkan data dari rumah sakit yang ada di Kota Medan, saat ini sudah mulai tersedianya kamar inap yang kosong. Bahkan, saat ini jumlah Orang Tanpa Gejala (OTG) yang banyak. “Penambahan kasus Covid-19 malah kebanyakan bukan dari kaum lansia, melainkan usia mulai dari 30-40 tahun. Itu biasanya berasal dari keimunan yang kuat, kemungkinan sanggup untuk melakukan isolasi mandiri, di rumah, ataupun yang sudah disediakan pemerintah pusat.
Meskipun begitu, tambah Mardohar, semua orang tetap harus memperhatikan pola hidup sehat dan menerapkan Adaptasi Kebiasaan Baru (AKB) di masa pandemi Covid 19 saat ini. AKB yang harus kita terapkan adalah memakai masker saat beraktivitas diluar rumah, mencuci tangan menggunakan air mengalir dan sabun atau hand sanitizer dan menjaga jarak antara satu dengan yang lain.
“Kaum muda ini lebih fleksibel dalam beraktifitas dan cukup susah untuk sadar mengenai covid-19. Sebab, gaya hidup mereka yang terbiasa untuk berinteraksi dengan orang lain dan gemar beraktivitas diluar rumah seperti nongkrong di café. Namun, bukan saya menyalahkan cafenya, tapi pada perilakunya yang belum menerapkan AKB ini. Dulu, kita memfokuskan penanganan lansia, karena mereka yang rentan tertular akibat penyakit bawaan yang diderita sebagai contohnya diabetes dan penyakit jantung,” jelasnya.[di].

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *