Inimedan.com-Medan | Edy Rahmayadi, Calon Gubernur Sumatera Utara (Cagubsu) nomor Urut 02 menyebutkan, bahwa saat sekarang ini Sumatera Utara membutuhkan pemerintahan yang bersih dan mampu memberi keadilan kepada masyarakat. Sementara Bobby Nasution dari Paslon Nomor Urut 01, menyatakan ada Kepala Kantor Keagamaan mendatangi timnya meminta agar dapat memenangkan salah satu Paslon.
Ungkapan-ungkapan diatas muncul pada Debat Ketiga Publik, Pemilihan Gubernur Sumatera Utara tahun 2024, yang dilangsungkan Komisi Pemilihan Umum (KPU) Sumut, Rabu (13/11/2024) malam, di Tiara Convention Medan, yang dihadiri kedua Paslon, Bobby Nasution-Surya (Paslon 01) dan Edy Rahmayadi-Hasan Basri Sagala (Paslon 02).
Cagubsu Nomor Urut 02 Edy Rahmayadi menyebutkan, Sumatera Utara membutuhkan pemerintahan yang bersih dan memberikan keadilan kepada masyarakat. Dalam kesempatan tersebut Gubernur Sumatera Periode 2018-2023 tersebut menyinggung adanya pemimpin yang suka atur Hukum dan Konstitusi.
Mengawali debat, masing-masing paslon menyampaikan visi misi. Paslon Nomor urut 02, yang disampaikan oleh cawagubsu Hasan mengatakan, membangun perlu sumber daya yang besar, pihaknya akan mengoptimalkan sumber daya daerah, pusat dan swasta.
“Kami juga akan berkolaborasi untuk menciptakan lapangan kerja. Kami ingin pembangunan sampai ke daerah pelosok. Sumut punya potensi unggulan, yaitu tanaman pangan, pariwisata dan industri. Pemerintah propinsi akan hadir untuk menjamin kepastian bahwa potensi unggulan daerah harus terus berkembang dan tumbuh. Kita tidak akan membedakan daerah, agama, suku dan golongan. Memperkuat persatuan itu lah yang diharapkan,” kata Hasan.
“Propinsi Sumatera Utara merupakan Kawasan hamparan yang begitu luas. Didalamnya terdapat laut, sungai, hutan, gunung. Sumut juga hamparan tekad yang kuat, jati diri masyarakat Sumatera Utara yang tak pernah padam. Seperti hal nya kami sudah bersama-sama dengan Rakyat Sumut selama lima tahun lalu dan menjadikan Sumut bermartabat. Kami siap lima tahun yang akan datang Kembali kami bersama rakyat Sumut untuk mewujudkan konstitusional,” kata Edy Rahmayadi.
Dia menambahkan, Sumatera Utara membutuhkan pemerintahan yang bersih dan bisa memberikan keadilan. “Pimpinan yang bersih dan bisa menjawab keadilan. Pimpinan yang punya komitmen untuk mewujudkan keadilan. Pimpinan yang dapat memegang teguh aturan, bukan pimpinan yang mudah mengatur-atur aturan. Hukum adalah panglima tertinggi di indonesia, khususnya di Sumut. Hukum merupakan langkah utama untuk meningkatkan konstitusi. Hukum adalah yang bisa menjawab keadilan, manfaat dan kepastian. Dengan bimbingan yang bersih akan bisa menjawab semua pembangunan secara merata dan berkeadilan,” tutup mantan Gubernur Sumut ini.
Calon Wakil Gubernur Sumut nomor urut 02 Hasan Basri Sagala menyinggung adanya cawe-cawe aparat pemerintahan dalam kontestasi pemilihan Gubernur Sumatera Utara Tahun 2024 ini. Hal ini mengganggu demokrasi, karena selayaknya aparat menjaga demokrasi, bukan cawe-cawe untuk mendukung paslon tertentu.
“Ada cawe-cawe politik. Aparat harusnya menjaga demokrasi, jangan cawe-cawe,” kata Hasan Basri saat debat ketiga Pilgubsu 2024 yang berlangsung di Tiara Convention Hall, Jalan Imam Bonjol, Medan, Rabu malam (13/11/2024).
Dia juga menyebutkan, fakta beredarnya video dukungan kades di Tapsel terhadap salah satu paslon gubsu. “Kita bicara fakta. Video yang beredar dukungan kades di Tapsel terhadap salah satu paslon di. Iklim demokrasi ini harus dimulai dari pemimpinnya, jangan masyarakat kita ajari demokrasi, tapi kita tidak menjunjung substansi dan nilai demokrasi itu. Demokrasi perlu kita buat, pemilu yang bermartabat,” tegas Hasan.
Ketika mendapat giliran menjawab apa yang diungkapkan Paslon 02, Calon Wagubsu 01 Surya menanyakan balik. “Apa itu cawe-cawe? Cawe-cawe itu istilah apa? Bapak Hasan Basri yang notabene paham keagamaan, janganlah berburuk sangka. Aparat pemerintah itu harus netral. Kami berjalan sendiri pak, kami punya tim sukses. Ini kan demokrasi, kami boleh memakai siapa saja untuk mendapat dukungan. Bapak jangan berburuk sangka,” kata Surya.
Pada kesempatan itu, Bobby Nasution juga menambahkan, bahwa ada kepala kantor keagamaan mendatangi timnya dan bercerita sambil menangis, diminta untuk memenangkan salah satu paslon Gubsu yang diarahkan oleh kementrian agama.
Menanggapi tudingan Bobby Nasution itu, Hasan Basri yang sebelumnya menjabat sebagai Tenaga Ahli Menteri Agama ini menegaskan, apa yang disampaikan paslon 01 tak memiliki bukti. Sementara bukti dukungan Kades di Tapsel berupa video telah viral di media sosial.
Surya pun langsung menanggapi. “Boleh-boleh aja video itu ditayangkan. Tapi perlu dicatat, itu tidak ada dari paslon Bobby-Surya untuk mengkondisikan. Kita masih ada diberi hak politik untuk dipilih. Kalau memang ada aparat yang memilih kami, apa harus kami larang. Karena dia punya hak politik untuk memilih, sedangkan kita hak politik untuk dipilih,” ujar Surya.
Sebelumnya, Ketua KPU Sumut Agus Arifin saat pembukaan debat mengatakan, debat publik ketiga merupakan debat publik terakhir dengan tema Sinergisitas Kebijakan Pembangunan Daerah dalam Rangka Memperkokoh Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Tema ini merupakan penutup dari rangkaian tema di debat sebelumnya yang telah dilaksanakan.
“Semoga tema debat publik ketiga ini akan memunculkan gagasan-gagasan dari pasangan calon untuk membangun sinergi dan memperkokoh NKRI dan kebersamaan kita,.” kata Agus.
Lanjutnya lagi, pihaknya sengaja mengenakan pakaian adat di debat ketiga sebagai wujud keberagaman di Sumatera Utara.
“Masyarakat Sumatera Utara merupakan masyarakat multikultur, multi etnis. Dan kita terbiasa hidup dalam perbedaan, justru itu mengikat kita dan mempersatukan dalam bingkai keragaman Bhinneka Tinggal Ika. Pakaian yang kami kenakan sekarang ini adalah wujud dari keberagaman Sumatera Utara. Kita berharap apapun hasil dari pemungutan suara nanti adalah hasil keputusan rakyat, kedaulatan rakyat. Untuk itu KPU Sumut mengimbau kepada seluruh pemilih untuk menggunakan hak pilihnya pada 27 Nopember 2024. Ayo gunakan hak pilihmu, tentukan pemimpinmu,” pungkas Agus Arifin.
Pada debat terakhir ini, KPU Sumut melibatkan 9 panelis dari akademisi atau dosen di berbagai universitas di Sumatera Utara. Diantaranya, Dr. Zulkarnain Nasution, MA; Frien Jones Iven H. Tambun; Dr. Walid Musthafa Sembiring MSi; Dr. Faisal Marawa; Dr.Affila, SH,M.Hum; Drs. Halomoan Lubis,M.Pd; Dr. Sarintan E. Damanik, M.Si; Dr. Aminudin Marpaung dan Dr. Muhammad Nuh Siregar, MA. *di#
Bobby :