Ketua MUI Diusir dan Dilarang Shalat di Mushalla Nur Hasan

Inimedan.com-Langkat
     Menggemaskan, hanya karena berbeda pendapat terkait arah kiblat yang benar,  Ketua MUI Kecamatan Stabat,  Kabupaten Langkat, Ustadz H.  Asror telah diusir dan dilarang shalat di Mushalla Nur Hasan yang berdiri tegak di atas tanah wakaf H.  Popong,  di Jalan Seroja Gg.  Mandiri,  Lingk.  IV,  Kelurahan Sidomulyo,  Kecamatan Stabat oleh jamaah yang biasa melaksanakan shalat di mushalla tersebut.  Peristiwa itu terjadi Sabtu malam Minggu yang lalu setelah ba’da Maghrib, (4/7) yang lalu.
     Untuk itu,  Inimedan. Com sudah melakukan konfirmasi via HP dengan pihak-pihak yang terkait,  seperti dengan Ustadz H.  Asror,  Ketua BKM Nur Hasan,  Baharuddin,  SPd dan Zulkifli Bacin,  jamaah yang sudah mengusir dan melarang Ustadz Asror shalat di mushalla tersebut, Kamis (9/7).  Selain itu,  Inimedan. Com juga sudah melakukan konfirmasi langsung dengan H.  Popong di rumahnya,  Jumat (10/7).
     Ustadz H.  Asror menjelaskan,  dia atas nama Ketua MUI Kecamatan Stabat telah menjelaskan kepada para jamaah Mushalla Nur Hasan bahwa arah kiblat Mushalla Nur Hasan salah.  Untuk itu, dia pun meminta agar arah kiblatnya dibenarkan agar sah shalatnya.
     Selain itu,  untuk memastikan hal tersebut,  dia pun sudah mengajak para jamaah dan para pengurus BKM untuk mempertanyakan hal tersebut dan berdiskusi dengan MUI dan Kantor Kementerian Agama Kabupaten Langkat.
     ” Ya,  kantor MUI dan kantor Kemenag itu kan tidak jauh dari sini,  kita bisa bertanya ke sana untuk memastikan benar tidaknya arah kiblat kita. Sayang,  mereka tidak mau. Karena itu,  terjadi perbedaan pendapat,  sehingga saat shalat menimbulkan ketidaknyamanan, ” ujarnya.
     Begitulah hingga pada hari itu,  Zulkifli Bacin mengusir Ustadz Asror.  Katanya atas nama jamaah Mushalla Nur Hasan,  karena sudah mengganggu ketenangan para jamaah.
     ” Kalau atas nama jamaah,  berarti bukan kemauan Zulkifli Bacin sendiri, tapi sudah diatur dan dimusyawarahkan dengan seluruh jamaah. Dengan suara yang bergetar dan mata yang berkaca-kaca dia katakan itu.  Padahal,  saya Ketua MUI dan rumah saya juga tidak jauh dari mushalla tersebut.  Yah,  seperti PKI saja, saya diusir dan dilarang lagi shalat di situ.  Ini tentu tidak bisa dibiarkan begitu saja.  Namun,  saat saya tanya kepada Ketua BKM dan H.  Popong,  mereka diam saja dan tidak bisa memberikan argumentasi apapun,” ujar Ustadz Asror.
     Ironisnya,  pengusiran itu dibantah oleh Zulkifli Bacin.  Katanya,  ini cuma miskomunikasi saja.
     Karena itu,  dia pun berharap agar masalah ini bisa selesai dan tidak lagi berlarut-larut.
    ” Ya,  kita kan bersaudara.  Sangat tidak pantas sesama umat Islam kita saling usir.  Karena itu, saya tegaskan,  ini hanya miskomunikasi saja. Apalagi,  tadi malam kami sudah datang ke rumah Ustadz Asror untuk meminta maaf, ” ujarnya.
     Namun,  penegasan itu dibantah Ustadz Asror.  Katanya,  kalau mereka memang benar beritikad baik, datanglah mereka ke rumahnya untuk meminta maaf.  Ini kan tidak, sebab Zulkifli datang setelah dijemput Polisi.
     ” Ya,  dia datang bersama Polisi, bukan karena kemauannya sendiri, ” ujar Ustadz Asror lagi sambil geleng-geleng kepala.
     Sedangkan Ketua BKM,  Baharuddin,  SPd,  mengaku diam saja dan tidak ikut mengusir dan melarang, karena bingung.
     ” Ya,  saya bingung,  makanya saya diam saja, ” ujar Bahar yang dikenal juga sebagai guru di MTsN 3 Langkat.
     Sementara itu,  H.  Popong mengaku diam saja,  karena sakit. Dia pun heran mengapa setelah berdiri pada tahun 2006- 2007 baru sekarang masalah kiblat itu dipersoalkan.
     ” Ya,  saya kan sakit.  Setahun terakhir ini saya memang sakit.  Karena itu saya diam saja.  Harapan saya,  masalah ini bisa diselesaikan dengan cara yang baik-baik,  sehingga semuanya bisa kembali seperti dulu. Bisa khusuk beribadah,  bisa bergurau dan bercanda lagi seperti semula,  ” katanya.   (BD)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *