Inimedan.com-Medan.
Anggota DPRD Sumatera Utara dari Fraksi Partai Gerindra Haji Muhammad Subandi mengatakan perang terhadap narkoba harus dilakukan secara ekstrim dan tidak bisa setengah-setengah. Anggota Komisi A ini menilai narkoba saat ini sudah menjadi momok yang sangat menakutkan di Sumut, bahkan sudah merambah hingga kalangan pemuda dan pelajar.
Hal itu disampaikannya menanggapi kasus sejumlah mahasiswa yang ditangkap Badan Narkotika Nasional (BNN) di Kampus Fakultas Ilmu Budaya (FIB), Universitas Sumatera Utara (USU) saat pesta ganja.
“Kampus sudah menjadi tempat peredaran narkoba, pelakunya juga mahasiswa harapan bangsa. Ini telah mencoreng dunia pendidikan dan sangat memalukan,” kata Subandi menjawab pers, Senin (18/10) di ruang Komisi A DPRD Sumut.
Selain itu kejadiannya juga di lingkungan USU yang sekaligus merupakan kampus kebanggaan warga Sumut. “Ini sangat berbahaya jika tidak segera dilakukan langkah preventif.
Kedepannya Subandi meminta agar test urine menjadi salah satu persyaratan mendaftar perguruan tinggi bahkan juga diterapkan kepada siswa yang masuk SMA/SMK Negeri.
Mahasiswa yang merupakan harapan bangsa terlibat Narkoba, ini mencoreng pendidikan di Sumut. Ini sungguh memalukan bagi masyarakat Sumut, apalagi dilingkungan pendidikan. USU merupakan Universitas kebanggaan di Sumut. Oleh sebab itu kita memintalah kepada USU agar kedepan siswa-siswa yang masuk ke USU itu harus lolos tes urine.
“Memang harus keras, test urin jadi persyaratan mutlak karena persoalan narkoba ini khususnya di Sumut sudah sangat mengkhawatirkan jadi harus dilakukan deteksi dini,” ujarnya.
Subandi menyampaikan jika penghuni lembaga pemasyarakatan saat ini mayoritas diisi oleh kasus narkoba. Jumlahnya, lanjut dia sekitar 80 persen dari seluruh penghuni lapas.
Untuk para pelajar yang hasil test urinnya positif narkoba, kata Subandi bukan berarti tidak boleh melanjutkan sekolah atau kuliah, namun harus benar-benar direhabilitasi agar tidak menularkan ke yang lain.
Terkait kasus narkoba yang terjadi di lingkungan Kampus USU, ia minta agar para pelaku juga benar-benar direhabilitasi dan tidak terlalu dini justru menjadikan mereka duta anti-narkoba. “Aneh juga jika tiba-tiba para pelaku jadi duta anti narkoba,” ucapnya.
Tentang mahasiswa yang terlibat akan dijadikan duta narkoba, menurut HM.Subandi boleh boleh saja orang orang yang sudah terlibat itu dijadikan Duta Narkoba, contohnya ada juga Kades orang yang pernah terlibat narkoba, kemudian Desanya itu dijadikan “Desa Bersinar” desa bersih dari Narkoba. Tetapi pastikan dulu bahwa mereka mereka ini sudah lewat proses rehabilitasinya dan sudah kita yakini mereka tidak akan kembali lagi.
“Jangan terlalu cepat, buru-buru, ujuk ujuk sudah kita bilang, ini nanti akan jadi duta narkoba, belum tentu, karena belum lagi kita rehab. Dia kita rehab dulu dan kita lihat bagaimana perkembangannya, phisikologinya, orang ini bisa gak ? katanya.
“Jadi jangan terlalu cepat dan jangan terlalu terburu buru. Jadi orang rehab saja di panti Rehab itu diperhatikan. Dicoba, dilepas kayak di Panti Rehab Sibolangit sana, ini masih mengulang apa tidak.Karena tidak gampang menyadarkan orang seperti itu,” tegas HM.Subandi. *di#