Preman Dilokasi Wisata Aek Buru Harus Ditertibkan

Inimedan.com-Labura.
Pungutan liar dilokasi wisata di Aek Buru Desa Batu Tunggal Kabupaten Labuhanbatu Utara(Labura) tanpak begitu merajalela, seperti yang terjadi di hari kedua dan sampai hari ke Ketiga lebaran. Hal sangat mengusik dan mengganggu masyarakat yang hadir kelokasi tersebut.

Para pengunjung berharap keadaan seperti ini tidak boleh terus terjadi, karena akan berpengaruh terhadap kunjungan wisata lokal ke lokasi wisata Aek Buru Desa Batu Tunggal Kabupaten Labura itu. Setidaknya pihak berkompoten harus cepat mengambil tindakan dan menertibakan para preman disana.

Keterangan berhasil dikumpulkan media ini dari beberapa sumber, Kamis (6/619) bahwa disebutkan preman semakin marak meminta kepada setiap warga yang  mau bertamasya di objek wisata itu. “Para preman sengaja memtok tarif  yang cukup tinggi, yakni berkisar 10.000 per orang,” sebut sumber.

“Tarif terlalu tinggi, mereka meminta Rp 10.000  rupiah. Pembayaran tidak tahu di setor kemana dan tidak juga disetor ke Pemerintah daerah sebagai pemasukan kas daerah,” sebut sumber itu lagi.

Disebutkan, bahwa para Preman meminta restribusi kepada para pengunjung disana dan membandrol  harga sesuka hati. “Kejadian seperti ini memang juga sudah dilakukan para preman sebelum lebaran,” tambah seorang pengunjung.

Berbeda dengan tempat wisata yang telah dikelola dengan baik dan memiliki retribusi resmi. Bahkan akibat pungutan liar itu mengakibatkan kerugian bagi pihak pengelola lokasi wisata. Pasalnya mereka mendapat komplain dari pengunjung dan akibatnya pengunjung juga kapok dan memutuskan untuk tidak mengunjungi lagi tempat tersebut.

Para pengunjung dilokasi wisata itu harus dua kali membayar. Karena selain membayar restribusi, pengunjung juga harus merogok koceknya untuk biaya parkir.

Aksi para premanan tersebut juga membuat resah para pengelola objek wisata Aaek Buru Desa Batu Tunggal Kabupaten Labuhanbatu Utara, sehingga mereka berharap pihak Polres Labuhanbatu agar segera menertibkan pungli yang dilakukan para preman musiman ini.”pungkas salah seorang pengelola objek wisata.

Padahal seharusnya wisatawan itu harus dibuat nyaman dan betah, sehingga pengunjung akan datang kembali dan semakin ramai. Jadi pungutan-pungutan yang tidak resmi harus dihapuskan, agar tidak terkesan seperti jebakan.

Untuk kemajuan lokasi wisata di Aek Buru, sudah selayaknya masalah-masalah pungli ini sudah harus segera diatasi. Akan sangat disayangkan apabila potensi yang ada tidak dapat berkembang dikarenakan hal-hal yang merugikan dan menghambat perkembangan seperti ini.(M.SUKMA)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *