Tarutung Krisis Air PDAM, Warga Harus Beli Ketengan

inimedan. com-Tarutung.
Masalah air minum sudah cukup lama belum terselesaikan di Taput, khususnya wilayah Tarutung, Sipoholon, Siatas Barita. Pada hal bupati Taput Drs Nikson Nababan MSi sudah berulangkali menegur dan mengingatkan agar PDAM Mual Natio  proaktif menyikapi keluhan pelanggan, mengupayakan penanggulangan seefektif mungkin jika ada masalah menyangkut ketidakberesan saluran air.

Keluhan dan kritik pun sering muncul termasuk lewat postingan warga di medsos. Terkadang pihak PDAM cukup tanggap turun ke lokasi bermasalah. Tetapi ada juga keluhan yang kurang ditanggapi. Sementara  Lamtagon Manalu selaku direktur PDAM Mual Matio, sejauh ini belum kelihatan apa prestasinya menyangkut kelancaran air bersih tersebut. Dia sudah cukup lama memimpin  perusahaan daerah air minum itu, hampir 10 tahun.

Melalui postingan di medsos, PDAM Mual Natio memang selalu memberitahu aktivitasnya memperbaiki sumber-sumber air termasuk pemasangan   pipa-pipa baru, di berbagai lokasi. Warga  pun sering melontarkan kritik, kenapa PDAM begitu sering turun ke lapangan dengan dalih perbaikan, apakah hanya sekedar kamuflase atau pencitraan semata?

Yang uniknya, setiap ada permintaan langganan baru, PDAM selalu sigap menyikapi  melakukan pemasangan. Tetapi air ternyata sering tidak sampai ke rumah pelanggan baru sejak pemasangan, walau tetap dibayar setiap bulannya. Hal seperti itu terjadi di seputaran jalan Panaharan belakang Perumahan Kejaksaan Tarutung.”  Heran kami, sudah lebih sebulan air tak menetes, saya sudah bosan melapor pada petugas PAM, tak ada gunanya, ” kata B.

Hutabarat seorang pensiunan PNS, sangat geram. Ia pun rajin berkeliling menanya warga lain, apa air jalan atau ikut macet. Sebagian rumah warga mengaku air lancar ke rumahnya, tapi sebagian warga mengeluhkan hal yang sama : air macet, dan parahnya lagi kalau air jalan lebih sering keruh bercampur lumpur.

BISNIS AIR
Akibat macetnya air PDAM, banyak warga terpaksa membeli air dari pedagang air ketengan seharga Rp 5.000 per galon. Tidak hanya untuk keperluan air minum, tapi juga buat cuci piring dan mandi pun harus membeli air, itupun kalau punya uang.

” Sedih, airnya tak jelas tapi pelanggan baru terus ditambah. Apa mereka kira, kita ini orang bodoh, ” celoteh seorang warga yang mengaku air leiding di rumahnya lebih sering macet.

Pihak PDAM Taput memang sering memosting aktifitasnya di medsos, sibuk perbaikan pipa pecah atau bocor. Untuk menunjukkan bahwa mereka tanggap dengan laporan dan keluhan masyarakat.
” 77 tahun Indonesia merdeka, masak air minum saja sulit diperoleh rakyat, ” kata Op Pahala Hutabarat warga jalan belakang kantor PUPR Taput geram, karena sudah lebih sebulan air leiding ke rumahnya tidak jalan. Berulang kali dilapor ke petugas PDAM Tarutung, namun tak ada hasil.

Petugas tak pernah turun mengecek.
Op Pahala juga mempertanyakan, kalau meteran air tidak jalan, apa dasarnya pihak PDAM menentukan tarif yang akan dibayar. ” *le#

 

 

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *