Puluhan Rumah Ibadah di Tapanuli Utara Rusak Akibat Gempa 

Ket. Gambar: Tercatat lebih 70 rumah ibadah rusak berat dan ringan akibat guncangan gempa. ( ist )

inimedan. com-Taput.
Musibah gempa yang mengguncang kawasan Tapanuli Utara, Sabtu dini hari (1/10), menggoreskan efek memilukan yang tercatat dalam sejarah  peristiwa gempa di Tapanuli Utara, seperti halnya gempa tahun 1987 silam. Tidak hanya  merusak rumah tinggal dan rumah ibadah, juga melukai sejumlah warga,selain seorang warga ( Leo Sihombing) meninggal dunia.

Menurut info terbaru dilansir media, sebanyak 1.316 rumah warga, 72 tempat ibadah, 31 saluran irigasi, dan fasilitas umum lainnya berdasarkan data  yang dihimpun Posko bencana alam, hingga Minggu siang (2/10).

“Sesuai data terkini , tercatat  1.316 rumah warga, 72 rumah ibadah, dan 31 ruas jalan rusak akibat gempa,” papar Bupati Taput  Nikson Nababan di Posko bencana alam, halaman Kantor Bupati , Minggu siang (2/10). Namun data  masih dimungkinkan bertambah karena pendataan masih terus berlanjut.

Ket.Gambar : Sampai hari ketiga banyak warga masih tidur di luar karena trauma.

Selain kerusakan rumah warga, tempat ibadah, dan ruas jalan, ada sembilan unit jembatan, 23 fasilitas pendidikan, tiga fasilitas kesehatan, 25 kantor pemerintahan, tiga kantor swasta, 34 tembok penahan tanah, 35 saluran irigasi, tiga tiang PLN, 2 LPJU, satu tempat wisata, sembilan fasilitas air bersih, juga mengalami kerusakan.

Sesuai pemetaan dampak gempa bumi tersebut, setidaknya terdapat lima kecamatan yang paling banyak mengalami kerusakan dan efek guncangan menimbulkan korban jiwa maupun korban luka-luka di wilayah Taput.

Di  Kecamatan Tarutung tercatat kerusakan pada 475 unit rumah warga, 13 rumah ibadah, 15 ruas jalan, satu unit jembatan, delapan fasilitas pendidikan, satu fasilitas kesehatan, lima unit kantor pemerintahan, 25 tembok penahan tanah, lima unit saluran irigasi, dua buah tiang PLN, satu orang meninggal dunia, dan delapan korban luka, seperti dilansir AntaraNews.

Di Kecamatan Sipoholon,  kerusakan tercatat pada 254 unit rumah warga, 17 tempat ibadah, sembilan ruas jalan, satu unit jembatan, delapan unit kantor pemerintahan, empat tembok penahan tanah, satu unit saluran irigasi, satu tiang PLN, dan guncangan gempa bumi mengakibatkan delapan warga luka-luka.

 

Sementara di Kecamatan Siatasbarita, gempa tersebut menimbulkan kerusakan 180 unit rumah, sembilan tempat ibadah, enam ruas jalan, enam unit jembatan, 10 kantor pemerintahan, tiga kantor swasta, emoat tembok penahan tanah, 19 saluran irigasi, satu tempat wisata, dan mengakibatkan enam warga luka-luka. Begitu juga di Kecamatan Parmonangan, gempa bumi merusak 313 unit rumah, 16 tempat ibadah, delapan unit fasilitas pendidikan, satu unit kantor pemerintahan, dan mengakibatkan satu warga luka-luka.

Begitu juga di Kecamatan Pagaran,  kerusakan menimpa 72 unit rumah warga, 14 tempat ibadah, satu ruas jalan, satu unit jembatan, enam fasilitas pendidikan, satu fasilitas kesehatan, satu unit kantor pemerintahan, satu tembok penahan tanah, 10 saluran irigasi, dan sembilan fasilitas air bersih. Dikabarkan, sumber pemandian air panas di Sipoholon sempat mengering, tapi belakangan sudah normal kembali.

Selain merusak fisik bangunan, wartawan media ini mencatat banyak warga yang mengeluhkan kerugian material rumah tangga seperti piring dan gelas pecah, demikian juga benda elektronik. Namun warga pasrah untuk kerugian terkait barang pecah belah, karena dianggap masih bisa diganti secara bertahap. *le#

 

 

 

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *