Radisson Hadapi Kecaman Global karena Mengingkari Janji Bebas Sangkarnya

Inimedan.com-Jakarta   | Open Wing Alliance (OWA), sebuah koalisi yang terdiri dari 95 organisasi di seluruh dunia, berupaya mengakhiri penderitaan ayam di seluruh dunia dengan merilis kampanye global. Kampanye ini bertujuan untuk meminta akuntabilitas dari Radisson Hotel Group atas komitmen bebas sangkar yang sudah mereka buat.

Radisson juga diminta memperbarui komitmennya dengan menetapkan tenggat waktu yang ambisius serta mempublikasikan roadmap yang jelas dan terukur untuk mencapai 100% bebas sangkar di seluruh dunia. Kebijakan ini dapat memengaruhi kesejahteraan hidup ratusan ribu ayam, yang menghasilkan sekitar 61 juta telur setiap tahun untuk digunakan di ribuan lokasi hotel mereka di seluruh dunia.

Radisson telah berkomitmen untuk tidak lagi menggunakan sistem sangkar sempit dalam rantai pasokan mereka di tahun 2025. Tetapi, alih-alih mempercepat progres ketika tenggat semakin dekat, mereka diam-diam menghapus rencana waktu dari tampilan publik. Laporan terkait kemajuan komitmen mereka masih belum jelas dan tidak menunjukkan perkembangan yang berarti, sehingga ratusan ribu ayam masih terjebak dalam sangkar sempit tanpa ada rencana yang pasti.

“Radisson hanya melakukan hal yang paling minimum, tapi terus memuji diri sendiri atas pencapaian tersebut. Konsumen memperhatikan, dan mereka mengharapkan transparansi dan akuntabilitas,” kata Caitlin Campbell, Koordinator Kampanye Global Senior, Open Wing Alliance. “Dengan keuntungan dari citra global, Radisson juga harus menjalankan tanggung jawab globalnya. Konsumen tidak mau dibohongi dengan janji-janji atau tindakan setengah-setengah. Radisson perlu segera mempublikasikan rencana nyata untuk membuktikan keseriusan mereka dalam menjaga kesejahteraan hewan dan kepercayaan konsumen”, lanjutnya.

Dalam kampanye terbaru Open Wing Alliance, organisasi-organisasi di dalam koalisi ini akan mengedukasi dan memobilisasi konsumen di seluruh dunia untuk meminta pertanggungjawaban Radisson. Harapannya, perusahaan bisa memenuhi janji sesuai tenggat waktu, mempublikasikan rencana global yang jelas, dan memastikan progres yang konsisten dan terukur.

“Sebagai jaringan perhotelan internasional, Radisson justru tertinggal dalam memenuhi komitmen bebas sangkar di tingkat global. Alih-alih menjadi pemimpin yang mendorong perubahan positif bagi kesejahteraan hewan, mereka justru berulang kali menunda progres,” ujar Elly Mangunsong, Direktur Program Advokasi Kesejahteraan Hewan yang Diternakkan di Animal Friends Jogja, salah satu organisasi dalam koalisi Open Wing Alliance (OWA).

“Di Indonesia, sejumlah grup perhotelan ternama seperti Capella Hotel Group dan Aman Resorts telah berhasil memenuhi komitmen bebas sangkar mereka. Pencapaian ini membuktikan bahwa transisi menuju sistem bebas sangkar bukan hanya memungkinkan, tetapi juga realistis dan sejalan dengan standar industri perhotelan global,” jelas Fiolita Berandhini Saichu, Direktur sekaligus Pendiri Animals Don’t Speak Human (ADSH).

Dalam sistem sangkar sempit, ibu ayam dikurung dalam sangkar dengan ruang gerak tidak lebih besar dari selembar kertas A4 sepanjang hidup mereka. Pengurungan ekstrem ini menghambat mereka untuk melakukan perilaku alami yang penting bagi kesejahteraan mereka, seperti merentangkan sayap sepenuhnya, bersarang, mandi debu, dan bertengger. Menerapkan komitmen bebas sangkar adalah langkah krusial untuk memastikan kesejahteraan hewan dan mengurangi penderitaan mereka.

Mengingat adanya lokasi bisnis di Indonesia, tiga organisasi perlindungan hewan lokal, Animal Friends Jogja, Act for Farmed Animals, dan Animals Don’t Speak Human, bersama dengan aliansi global Open Wing Alliance, melakukan serangkaian kegiatan kampanye di Indonesia untuk meminta Radisson bertanggung jawab atas komitmen bebas sangkar mereka.

Radisson Hotel Group, memiliki lebih dari 1.100 lokasi bisnis di 100 negara. Dengan jumlah lokasi bisnis yang banyak, sudah saatnya perusahaan ini mengikuti jejak perusahaan global lain di seluruh dunia, seperti yang sudah dilakukan oleh lebih dari 2.700 perusahaan, termasuk KFC, Pizza Hut, Accor, Four Seasons, Nestlé, Aldi, dan Kraft Heinz.

Untuk mengetahui lebih lanjut mengenai kampanye ini serta bagaimana Anda dapat berkontribusi dalam mendorong perubahan, silakan kunjungi tautan petisi di https://bit.ly/DorongRadissonHotel. Sementara itu, informasi lengkap tentang Open Wing Alliance dan upaya globalnya dalam memperjuangkan sistem bebas sangkar dapat diakses melalui OpenWingAlliance.org.

Tentang Animal Friends Jogja

Animal Friends Jogja (AFJ) adalah organisasi nirlaba yang dibentuk pada tahun 2010 dan berkomitmen untuk memperjuangkan hak dan perlindungan hewan di Indonesia. AFJ adalah bagian dari Member League OIPA/Organizzazione Internazionale per la Protezione degli Animali (Organisasi Internasional untuk Perlindungan Hewan yang Berhubungan dengan Departemen Informasi Publik PBB), anggota koalisi Dog Meat Free Indonesia (DMFI), Act for Farmed Animals (AFFA), Asia for Animals (AfA), dan Open Wing Alliance (OWA). Pada tahun 2016, AFJ mulai mengampanyekan isu kesejahteraan hewan yang diternakkan dan menjadi LSM pertama yang menyuarakan isu tersebut di Indonesia.

Tentang Open Wing Alliance (OWA)

Open Wing Alliance adalah koalisi global organisasi perlindungan hewan yang memiliki misi untuk meningkatkan kesejahteraan hewan untuk mengakhiri penderitaan ayam di seluruh dunia. Didirikan pada tahun 2016 oleh The Humane League, OWA menyatukan lebih dari 95 organisasi di lebih dari 70 negara, yang bekerja untuk mengakhiri penderitaan ayam dan menetapkan standar baru bagi kesejahteraan hewan di perusahaan.

Tentang Act for Farmed Animals

Act for Farmed Animals (AFFA) adalah inisiatif kolaboratif antara Animal Friends Jogja dan Sinergia Animal untuk mengurangi penderitaan hewan yang diternakkan di Indonesia dan mendorong pilihan makanan yang lebih welas asih.

Tentang Animals Don’t Speak Human 

Animals Don’t Speak Human (ADSH) adalah Lembaga Swadaya Masyarakat terdaftar dengan nama Yayasan Perlindungan Hukum Satwa Indonesia, sebuah LSM berdomisili di Bali yang bekerja dengan menggabungkan pendekatan hukum, ilmu pengetahuan, dan kemitraan global untuk mengatasi tantangan perlindungan hewan secara holistik. Dengan memanfaatkan teknologi, penelitian lintas disiplin, dan advokasi kebijakan, ADSH memperjuangkan perubahan sistemik yang akan berdampak jangka panjang untuk menghapus spesiesisme.*Adi/rel#

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *