Inimedan.com-Langkat
Hebat, anak Paya Bengkuang, Gebang, Agung Pradana (20) berhasil ‘merajai’ arena PORKAB Langkat 2020 setelah sukses merebut 3 medali emas, 2 perak dan 1 perunggu dari cabor panahan. Deretan medali tersebut diraihnya dari nomor/ kategori standard bow 30 meter, revurve 50 meter dan bare bow 30 meter.

Agung Pradana lahir di Kelantan, 6 Mei 2000. Anak muda yang ramah ini tinggal di Dusun 1 Desa Paya Bengkuang, Kecamatan Gebang dan
menggeluti panahan sejak Oktober 2019 yang lalu. Dia tertarik dengan panahan, karena sunnah Nabi dan ingin mengasah kesabaran, ketekunan dan kefokusan
Cita- citanya, kalau bisa ingin menjadi pemanah nasional. Namun kalau pun tidak, ya dia hanya ingin menjadi orang yang sukses dan berhasil di jalan yang diridhoi Allah SWT.
Nah, untuk mewujudkannya Agung pun menegaskan harus tekun dan pantang menyerah.
” Ya, harus tekun dan pantang menyerah om, ” katanya sambil tersenyum saat dikonfirmasi Inimedan. Com, Sabtu (28/11).
Nah, apa yang mendorong Agung hingga tertarik untuk serius menggeluti olahraga panahan?
” Sebelum masuk panahan saya hanya iseng-iseng om membuat busur dari pvc. Nah, melihat itu, saya pun disarankan oleh guru SMK saya, buk Khairiah Husein untuk menemui temannya, pendiri StarC, pak Sudarmaji. Dari situlah saya mengikuti latihan demi latihan hingga sampai seperti sekarang ini, ” jawabnya.
Lalu, katanya ada pengalaman yang sangat berharga yang dialami Agung, sehingga tidak akan pernah melupakannya sampai seumur hidupnya. Pengalaman apa sih itu ?
” Ya, pada saat itu ada info pengambilan gelar coach pelatihan pelatih dasar di Pekan Baru. Ya itu pak Sudarmaji yang memberitahukannya kepada saya. Kebetulan pak Sudarmaji juga ingin mengambilnya dan berencana mau bareng pergi naik mobil, tapi seminggu sebelum keberangkatan beliau gagal berangkat. Bagaimana ini, sebab saya sudah mentransfer uang pendaftaran dan harus datang. Yah, terpaksalah saya berangkat sendiri dengan naik motor (kereta) Honda beat kesayangan saya agar bisa sampai ke sana. Ya, saya harus naik motor, karena saya tidak bisa naik bus. Kalau naik bus saya suka mual dan muntah-muntah,” ujarnya.
Begitulah, dengan susah payah dan dengan ‘ modal tipis’Agung pun berangkat ke Pekan Baru. Padahal, menurut hati kecilnya dia pun ragu, berani gak ya berangkat sendiri naik kereta ke Pekan Baru. Yah, berkat tekad yang kuat dan semangatnya yang tinggi, berangkat jugalah Agung ke Pekan Baru.
Tapi tak sia-sia perjuangannya. Berangkat dari rumah Kamis pukul 14.30. Agung pun istirahat di perbatasan Sumut – Riau pukul 00.30 WIB dan dia pun menambahkan melanjutkan perjalanan pukul 04.00 hingga sampai di tempat, Jumat pukul 16.30 WIB.
Itulah pengalaman yang tidak akan pernah dilupakannya. Tapi hasilnya, dia pun sudah berhak untuk menyandang gelar coach. (BD)