inimedan. com-Taput | Hujan ekstrim yang berkepanjangan di kawasan Tapanuli Utara, menimbulkan kerawanan di beberapa titik terutama kawasan perbukitan seperti jalan Tarutung – Sibolga. Terjadinya pengikisan tanah perbukitan ( erosi) berpotensi menimbulkan bencana longsor. Aktivitas perambahan hutan ditengarai sebagai biang kerok terjadinya banjir dan longsor saat musim hujan.
Peristiwa terbaru terjadinya banjir bandang di kawasan obyek wisata rohani Salib Kasih di Simorangkir Kecamatan Siatas Barita, Minggu malam (29/12/2024). Hujan deras berkepanjangan beberapa hari terakhir, telah menimbulkan erosi di sekitar lokasi Menara Pandang yang dibangun di komplek Salib Kasih itu.
Warga sekitar jalan Salib Kasih dicekam ketakutan ketika malam itu terdengar deru air menerjang bagai air bah bercampur lumpur, batu, dan balok kayu, dari bagian jalan di ketinggian. Warga sekitar yang dilintasi air lumpur itu sontak ada yang menjerit ketakutan.
Banyak yang gugup tidak tahu mau berbuat apa, sementara temperasan air semakin deras makin meninggi. Suara jerit anak-anak juga dilukiskan membuat suasana makin mencekam. Aliran air berlumpur itu terus mendesak,merembes hingga ke jalan raya lintas Sumatera. Arus lalu lintas sempat brberapa saat terganggu.
Informasi selanjutnya dikabarkan situasi di kawasan Sarulla Pahae Jae arah Sipirok, Senin ( 30/12) juga mencekam, akibat banjir yang tak kurang dahsyatnya. Beberapa warga terpaksa meninggalkan rumahnya karena desakan luapan air yang makin membesar. Banjir bandang yang terjadi di kedua Kecamatan itu sejauh ini belum terkonfirmasi apakah ada korban manusia. Kebanjiran itu melanda seputaran pasar Sarulla.
Sementara itu longsoran yang berakibat banjir bandang di jalan Salib Kasih disebut berasal dari arah menara pandang yang belum lama dibangun dengan biaya cukup besar dari Kementerian Pariwisata. Ada yang mengecam sistem pembangunannya yang tidak menggunakan analisa dampak lingkungan. Kecaman keras juga diarahkan pada perambahan liar pohon-pohon di kawasan pegunungan berhutan yang selama ini berlangsung masif di berbagai titik di Tapanuli Utara. *le#