inimedan.com-Batu Bara.
Ini adalah Project Manager Nasional (PNM), segera disampaikan bila menemukan masalah untuk segera menyampaikan kepada kami. Ketus Hanung (Deputi Bidang UMKM Kementrian Koperasi dan UKM RI saat beraudiensi dengan Bupati Batu Bara Zahir di Aula Rumah Dinas Bupati, Kompleks Inalum, Tanjung Gading, Kecamatan Sei Suka, Selasa (14/2/23).
Lebih lanjut dalam Audensi itu Hanung mengatakan, akan mendukung penuh upaya Pemkab Batu Bara mewujudkan Rumah Produksi pabrik pasta cabai merah.
“Ini adalah project manager nasional. Jika ada permasalahan bisa disampaikan kepada kami, untuk segera ditindaklanjuti.
Kami berharap ini segera terwujud. Karena Bupati Batu Bara sangat responsif terhadap project ini,” ujar Hanung
Sementara Asisten Deputi Pengembangan Kawasan dan Rantai Pasok Kementerian Koperasi dan UKM RI Dr Ali yang ikut serta dalam audiensi mengungkapkan pihaknya menargetkan pembangunan pabrik pasta cabai rampung November 2023.
“Nantinya akan ada skema bantuan peralatan berbasis smart technology untuk kebutuhan pengembangan olahan cabai merah,” sebut Ali.
Disebutkan adapun lokasi pembangunan rumah produksi bersama komoditas cabai merah berada di Jalan Besar Bulan-Bulan, Desa Tanah Itam Ilir, Kecamatan Lima Puluh Pesisir. Lokasinya tidak jauh dari sentra cabai merah di Desa Lubuk Cuik yang hanya berjarak sekitar 3,2 Km.
Menyambut audiensi tersebut, Bupati Batu Bara Zahir menyebut dengan keberadaan rumah produksi bersama cabai merah diharapkan nantinya dapat memajukan Kabupaten Batu Bara.
Tentunya agar mampu mengatasi harga jual cabai merah yang rendah pada saat panen raya.
Zahir berharap pabrik pasta cabai dapat berdiri di Kabupaten Batu Bara. Dan akan berdampak terhadap kesejahteran petani cabai dan pelaku UMKM.
Beliau (Zahir) meminta kepada Kementerian Koperasi dan UKM RI dapat memberikan pembinaan dalam mengelola koperasi, pemasaran hingga pembelian bahan baku cabai.
“Kami mengharapkan adanya pelatihan pengelolaan dan pemasaran yang menjadi bagian penting proses pabrik ini,” ucap Bupati Zahir.
Dikatakan nya, di Batu Bara sendiri jika terjadi kekosongan bahan baku akan mensuplai cabai merah dari Pematang Siantar, Berastagi dan Takengon.
Dirinya menyangkan sebagai penghasil cabai terbesar se Sumatera Utara Namun masih kekurangan pasokan cabai sehingga harus memasok dari luar daerah.
“Kenapa terjadi kekurangan bahan baku? Karena petani tidak bisa mengembangkan budidaya cabai disebabkan setelah panen harga cabai jadi rendah. Maka pemerintah harus bisa menjamin harga eceran terendah cabai supaya harganya tidak anjlok,” jelas Bupati Zahir. *#