Harga Getah Anjlok, Masyarakat Penyadap Karet Mengeluh

Inimedan.com-Madina.

Selama hampir dalam hitungan  9 tahun terakhir ini harga karet (getah) sudah tak bisa lagi diharapkan oleh masyarakat, umumnya para masyarakat yang usahanya dan mata pencarian untuk memenuhi dan menghidupi kebutuhan rumah tangganya sebagai penyadap Karet.

Keluhan masyarakat penyadap getah itu disampaikan kepada wartawan media ini, Minggu (17/11) dilokasi penimbangan getah di Desa Lobung Kecamatan Lingga Bayu Madina.

Dari keterangan yang diperoleh, bahwa semenjak anjloknya harga Karet dalam tenggang waktu  9 tahun terakhir ini, membuat kehidupan para penyadap getah (menderes) sangat memprihatinkan. Selama ini di daerah Madina ada sekitar kurang lebih 40% masyarakatnya  menggantungkan kehidupannya dari menyadap karet.

Akibat dari harga karet yang sangat jatuh itu, seperti yang diungkapkan salah seorang warga masyarakat, Mulia Hasibuan (33) tahun,  akhir-akhir ini tidak sedikit pemilik kebun karet yang sudah menebang pohon  rambungnya dan mengalihkan ke tanaman sawit.

Menurut Mulia Hasibuan, bagi pemilik kebun yang memiliki modal banyak yang mengalihkan kebun karetnya ke tanaman sawit. “Tetapi bagaimana bagi dengan warga yang tidak memiliki kebun dan yang hanya menggantungkan nasibnya sebagai pekerja penderet karet. Jelas ini terasa berat, dimana saat ini harga karet di bawah Rp.15.000/ kg nya.  Sementara biaya kebutuhan rumah tangga terus meningkat, apalagi harga beras sudah mencapai 9 – 10 ribu rupiah / 1 liter,” ungkap nya.

Ketika wartawan media ini bincang – bincang dengan salah seorang “toke” getah, H.Gotah berkaitan dengan  anjloknya harga karet, menyebutkan kalau anjloknya harga karet tersebut diakibat kan dengan tidak adanya lagi pengusaha luar negeri yang melakukan investasi ke Indonesia.

  1. Gotah juga mengeluhkan mengenai pajak yang selalu dipotong langsung  di Remeling (Pabrik Getah) mereka bayar Rp.50 / kg, sementara saat ini kalau pun ada keluar 1.5 ton /minggu sudah sangat luar biasa bila di bandingkan dengang sembilan tahun lalu yang dapat mencapai 20 ton / minggunya.

Ketika ditanya mengenai harga, beliau mengatakan cuma  Rp7.500 – Rp.8.000 / kg, kalau pun ada harga Rp8.500 /kg sudah sangat bagus itu kadarnya. Terkait masalah kadar getah nya  di daerah Lobung, Kampung baru dan Simpang Gambir itu 58 – 60.

(JASUTY)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *