Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirtanadi Sumatera Utara saat ini sudah melakukan program Layanan Lumpur Tinja Terjadwal (L2T2), yang merupakan program pertama kali di Sumatera Utara (Sumut) untuk layanan air limbah non perpipaan.
“PDAM Tirtanadi sebagai leadernya, kemudian sudah dimulai juga program L2T2 dibeberapa kabupaten dan kota di Sumut seperti Kota Tebing Tinggi, Kota Pematang Siantar, Kota Medan, Kabupaten Deliserdang dan Kota Sibolga,” ungkap Direktur Utama (Dirut) PDAM Tirtanadi Sumut, Kabir Bedi pada acara safari jurnalistik bersama Forum Wartawan Tirtanadi (Forwadi) di Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT) PDAM Tirtanadi Jl.Flamboyan /Purwosari Pulau Brayan Bengekel Medan Timur, Jumat (18/12/2020).
Kegiatan Safari Jurnalistik dan sosialisasi L2T2 turut dihadiri Direktur Air Limbah PDAM Tirtanadi Fauzan Nasution, Kepala Divisi (Kadiv) Sekretaris Perusahaan (Sekper) PDAM Tirtanadi Humarkar Ritonga, Kacab Pemasaran Air Limbah Lokot Parlindungan Siregar serta Ketua Forum Wartawan Tirtanadi (Forwadi) Amrizal SH, MH serta pegawai PDAM Tirtanadi Sumut.
Dirut PDAM Tirtanadi Kabir Bedi, lebih jauh mengatakan dalam membangun PDAM Tirtanadi ini, harus bergerak secara bersama-sama, tidak bisa hanya PDAM Tirtanadi saja maka kepedulian wartawan sangat diperlukan dalam menyajikan berita yang membangun sehingga masyatakat mengetahui kondisi yang sebenarnya.
Dikatakannya untuk produksi air, saat ini mencapai 6.850 liter per detik atau sekitar 7 kubik per detik, namun idealnya dengan kebutuhan masyarakat saat ini, PDAM Tirtanadi harus memproduksi air berkisar 11.000 hingga 12.000 liter per detik, maka harus membangun instalasi baru untuk memenuhi produksi air, barulah kebutuhan air masyarakat Kota Medan pada khususnya dapat terpenuhi.
Sementara itu Direktur Air Limbah PDAM Tirtanadi Sumut, Fauzan Nasution memaparkan tentang program L2T2 yang sudah mulai aktif sejak September 2020.
Dikatakannya septik tank yang benar itu haruslah kedap dan tidak bocor, sebab jika septik tank bocor, maka akan mencemari lingkungan. “Ketika terjadi pencemaran, tentu kesehatan akan terganggu,” ujar Fauzan.
Menurut Fauzan, program L2T2 ini adalah program pemerintah untuk masyarakat agar tidak ada lagi pencemarana lingkungan yang dapat menyebabkan terganggunya kesehatan serta tidak ada lagi anak-anak yang stunting, maka layanan ini sangat penting dan diperlukan di Kota Medan.
PDAM Tirtanadi, sebut Fauzan, untuk limbah memiliki dua sistem yaitu perpipaan dan non perpipaan (L2T2).
“Perpipaan sudah berjalan sejak tahun 1985 dengan jumlah pelanggan 20.000. Non perpipaan (L2T2) baru berjalan sejak September 2020 dan sudah bisa merekrut 7.000 pelanggan,” ujar Fauzan.
Sementara Ketua Forum Wartawan Tirtanadi (Forwadi) dalam sambutannya mengatakan wartawan merupakan mitra strategis dalam menyampaikan edukasi kepada masyarakat melalui pemberitaan.
“Kami wartawan yang tergabung di Forwadi semuanya sudah kompeten oleh Dewan Pers, harapan kami kepada pak Dirut untuk bersama – sama membangun Tirtanadi dan kami membantu pelayanan melalui pemberitaan,”kata Amrizal.
Tinjau IPLT
Pada kesempatan itu, wartawan yang tergabung dalam Forum Wartawan Tirtanadi (Forwadi) melakukan peninjauan Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT).
Kacab Pemasaran Air Limbah, Lokot Parlindungan Siregar dalam peninjauan itu menjelaskan kepada para wartawan tentang pengolahan lumpur tinja.
“Air limbah atau tinja yang disedot dengan mobil tangki setelah tiba di IPLT, limbah dibuang ke bak screen pemisah untuk dipisahkan limbah padat dan halusnya,” ujar Lokot Parlindungan Siregar
Setelah itu, kata Lokot Parlindungan, limbah dikelola melalui bak equalisasi untuk distabilkan lumpurnya atau diendapkan, lalu dialirkan ke bak ticker untuk diratakan antara lumpur dan air, lalu dialihkan ke ballpress untuk memisahkan antara padatan dengan air.
“Di mesin ballpress, airnya mengalir ke kolam stabiliser, dan hasil akhir airnya disalurkan ke kolam,” kata Lokot Parlindungan.
Lokot Parlindungan lebih jauh menjelaskan, air limbah atau tinja ini benar-benar dikelola di IPLT PDAM Tirtanadi, tidak dibuang sembarangan yang dikhawatirkan dapat mencemari lingkungan. *di#