Lahan Pertanian Padi di Tarutung Menciut, Irigasi tak Berfungsi

Lahan pertanian di Tarutung sebagian beralih ke pertanaman cabai
Lahan pertanian di Tarutung sebagian beralih ke pertanaman cabai. (Foto/IMC/Leo)

inimedan.com-Taput   | Lahan persawahan di sebagian wilayah di Kecamatan Tarutung,Tapanuli Utara, telah banyak yang beralih fungsi dari tanaman padi menjadi tanaman cabai merah dan rawit.

Peralihan  ini terlihat khususnya di kawasan Desa Hutabarat Parbaju Julu,  Partali Julu,dan desa lainnya di Kecamatan Tarutung, seperti disaksikan kontributor media ini,Sabtu ( 06/07/2024). Hal itu tentu sangat berpengaruh pada kuantitas produksi padi di berbagai desa,seiring meningkatnya peralihan areal persawahan padi menjadi areal pertanaman hortikultura  ataupun palawija. Selain peralihan ke tanaman cabai merah, sebagian warga di kawasan Tarutung juga terlihat rajin menanami jagung hibrida. Membaiknya harga jagung yang sempat tembus Rp 6 ribu perkilo, memicu minat petani menanami jagung. Tetapi belakangan harga jagung telah menurun drastis dibawah Rp 4 ribu per kilo.

Lahan pertanian di Tarutung sebagian beralih ke pertanaman cabai
Lahan pertanian di Tarutung sebagian beralih ke pertanaman cabai. (Foto/IMC/Leo)

Meningkatnya minat petani beralih ke palawija dan hortikultura, alasan para petani kesulitan air. Dua saluran irigasi ( bondar) yang biasanya berkontribusi untuk persawahan di sana,sudah lebih 10 tahun tak berfungsi lagi  Petani hanya mengandalkan hujan untuk mengairi sawahnya. Masih untung kalau ada hujan,bagaimana kalau sedang Ari logo ( kemarau panjang),pasti sawah padi kekeringan, ujar Ama Pani Sihombing seorang warga di Parbaju Julu.

Faktor lainnya peralihan sawah jadi lahan pertanian cabai, karena seringnya fluktuasi harga cabai cenderung membaik,meskipun acap juga menukik. ” Bertanam cabai itu lebih menjanjikan. Kalau pasaran lagi bagus, kami para petani akan mendapat untung besar,’ kata T.br Hutabarat salah seorang warga yang sudah lima tahun bertanam cabai.Tetapi diakui, resikonya kalau tidak bertanam padi,bakal kesulitan beras. Untuk mengatasinya, tidak semua lahan diperuntukkan menanam cabai. Harus dibagi dua, demi mengantisipasi krisis pangan .

Seorang petani cabai lainnya di Hutabarat Parbaju mengaku, bisa beli mobil dari hasil tanaman cabainya sekitar 6.000 batang pada 2021 lalu. ‘ Kalau satu waktu harga anjlok itu hanya hal biasa yang harus diterima dengan sabar,”ujarnya.
Kadis Pertanian Taput SEY Pasaribu belum berhasil ditemui Kamis ( 10/o7/2024) untuk konfirmasi hal tersebut.*le#

 

 

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *