Pembangunan Patung Tuhan Yesus Menjadi Ikon Toba

Inimedan.com – Toba,
Bupati Toba Poltak Sitorus rencanakan pembangunan patung Tuhan Yesus untuk meningkatkan kunjungan wisatawan sekaligus menjadikan ikon Kabupaten Toba di Dolok Tolong, Kecamatan Tampahan, Kabupaten Toba.
“Sesuai dengan ide atau arahan dari pak bupati secara konsep ide itu sangat tepat karena Toba atau Balige secara khusus belum punya ikon seperti daerah lain tempat wisata itu ada ikon nya dan Dolok tolong memang potensial untuk dibuat menjadi ikon nya kawasan Toba secara umum dan Balige secara khusus,” sebut  Kabid Penataan Bangunan Dinas Perumahan rakyat dan kawasan permukiman (Perkim) Alonso Finn Manik ST, dijumpai di sekitar lokasi kantor Perkim Toba.
Optimisme pembangunan patung tertinggi di dunia ini, disebutkan akan dilanjutkan dengan pembangunan kereta gantung (cable car) dari Dolok Tolong ke Dolok Sipalihutu, Kabupaten Toba.
“Konsep yang akan dibangun disana idenya itu ada patung Tuhan Yesus tertinggi di dunia. Kalau yang tertinggi sekarang itu ada di Samosir 61 meter berarti kita harus bikin 65 meter. Itu patung Tuhan Yesus memegang 2 ikan dan 5 roti. Yang kedua membuat cable car atau kereta gantung dari Dolok Tolong ke Dolok Sipalihutu,” jelasnya.
Pembangunan yang diduga akan menjadi mega proyek ini, disebutkan akan didanai oleh investor setelah rampungnya persiapan dasar diantaranya pelepasan hak dari hutan lindung menjadi taman hutan raya.
“Itu memang ide yang sangat luar biasa tapi butuh investasi yang cukup besar, jadi ide pak bupati itu membutuhkan investasi yang besar dan beliau secara eksplisit mengatakan sudah ada, tapi ini perlu dukungan semua pihak yaitu pelepasan hak dari hutan lindung menjadi hutan raya,” lanjut  Alonso.
Terpisah, Patrick Lumban raja selaku praktisi pariwisata berharap pemerintah kabupaten dapat mengkaji ulang rencana pembangunan tersebut dan memprioritaskan kebutuhan peningkatan SDM pelaku pariwisata.
“Kalau bicara dari konteks kunjungan, di awalnya mungkin bisa wow ya pengaruhnya, saya tidak bisa bilang tidak ada pengaruhnya, tapi kalau kita bicara konteks strategi kawasan danau Toba untuk jangka panjang itu tidak ada gunanya,” sebutnya dijumpai di Onand Coffee Balige, Minggu (25/04/21).
Diferensiasi, lanjutnya, menjadi salah satu strategi daya tarik untuk meningkatkan kunjungan wisatawan ke kawasan Danau Toba, khususnya Kabupaten Toba.
“Kita sudah kerjakan itu dengan integrated tourism master plan for lake Toba yang mana salah satu strateginya adalah kita butuh diferensiasi, dari 8 kabupaten ini apa yang menjadi diferensiasi, apa kekuatannya. Terkait patung, sebelumnya Taput sudah mulai dan kemudian Samosir kemudian sekarang seperti bukit Sibea-bea dan kemudian kalau muncul Kabupaten Toba dengan yang mirip-mirip seperti itu saya pikir itu sangat-sangat tidak bijak, seakan-akan tidak ada hal lain yang bisa dilakukan,” tegasnya.
Pemerintah diharapkan mampu bersinergi dengan stakeholder dan pemangku kepentingan lainnya guna merumuskan hal-hal yang mendasar dalam pembangunan yang akan dilaksanakan dan dapat bermanfaat hingga ke anak cucu.
“Bicara konteks Kabupaten Toba untuk ke depan, untuk jangka panjang dalam konteks pariwisata artinya bagaimana masyarakat Toba bisa hidup kan itu tujuan kita, kita bukan bicara pekerjaan setahun dua tahun atau tiga setengah tahun tapi yang panjang sekali bagaimana bicara anak cucu kita keturunan kita bisa hidup dengan pariwisata yang dikerjakan dengan benar. Harapan saya kita bisa dengan stakeholder yang bisa kita anggap kompeten, bagaimana kita merancang garis besar kemana Danau Toba ini kita bangun,” pungkasnya. (DS)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *