Pemuda Katolik Harus Memiliki Pola Kaderisasi Berkemampuan Menjawab Tantangan Jaman

inimedan.com-Jakarta,
Pemuda Katolik sebagai salah satu asset Bangsa Indonesia dan juga asset Gereja Katolik, di usianya yang sudah menginjak 76 tahun, pada tanggal 15 November 2021 mendatang, sudah sepantasnya memiliki hak dan kewajiban bukan hanya sekedar berpartisipasi aktif dalam sejarah perjalanan bangsa Indonesia, melainkan juga berkonstribusi strategis dalam sejarah dinamika kehidupan bangsa Indonesia di sepanjang masa.
Namun demikian, nampaknya perjalanan eksistensi Pemuda Katolik tidaklah berlangsung mulus, melainkan sarat dengan dinamika pasang surutnya organisasi baik secara internal maupun eksternal, hal ini disebabkan adanya berbagai permasalahan, yang senantiasa menyertai perjalanannya, salah satu dari permasalahan tersebut adalah masalah kaderisasi, yang sejak Pemuda Katolik berdiri sampai sekarang, menjadi tumpuan strategis untuk meneruskan keberlangsungan eksistensi Pemuda Katolik, demikian disampaikan Imam P Radjasa salah seorang Alumni Pengurus Pusat Pemuda Katolik di era awal bergulirnya reformasi di negeri ini, saat dihubungi awak media, melalui telpon selularnya, Senin, 8 November 2021 di Jakarta.
“Kami mengamati bahwa pola kaderisasi di internal Pemuda Katolik, sudah saatnya untuk direvitalisasi sesuai dengan perkembangan jaman, agar Pemuda Katolik tidak larut dan tidak hanyut oleh dinamika perkembangan jaman yang sangat cepat perubahannya.”ungkap Imam P Radjasa.
Menurut Imam, saat ini peradaban manusia di seluruh dunia sedang dihadapkan pada situasi revolusi teknologi yang sangat mempengaruhi perubahan perilaku manusia, baik itu di sektor social, ekonomi maupun sektor lain yang diperlukan manusia, nah, masyarakat Indonesia juga tak luput dari situasi tersebut, bahkan telah memicu timbulnya fenomena terutama di kalangan generasi muda, untuk menggandrungi kemajuan teknologi tersebut, sebagai suatu gaya hidup yang juga berdampak pada perubahan perilaku, namun sayangnya, situasi yang cenderung dikendalikan oleh teknologi tersebut, bukan untuk menambah nilai bagi peningkatan kualitas kehidupannya, melainkan justru terjebak dalam kehidupan yang tidak berkualitas.
“Nah, itulah gambaran realitas kehidupan yang dialami oleh bangsa Indonesia kekinian, bagaimana Pemuda Katolik dapat menjawab realitas tersebut, apakah berdiam diri saja, ikut larut dan hanyut ? Atau melakukan pergerakan untuk merubah situasi tersebut ?”ucap Koko panggilan akrab Imam P Rajasa.
Kalau melihat perjalanan sejarah lahirnya Pemuda Katolik, lanjut Koko, keberadaan Pemuda Katolik selalu berada pada garda terdepan kepeloporan untuk melakukan perubahan di negeri ini, maka untuk menjawab tantangan di era millenial dewasa ini, Pemuda Katolik tidak saja hadir dengan rutinitas kepengurusan organisasi saja, tetapi mesti menghadirkan transformasi Growth Mindset yang bukan lahir dari suatu pola pikir keturunan, melainkan suatu pola pikir _(mindset)_ meritokrasi munculnya keberanian menerima dan menjawab tantangan, serta memiliki pemikiran positif untuk dapat belajar dari pelbagai kritik. Dari sinilah diharapkan munculnya sikap adaptif, inovatif, progresif, mawas diri, dan solidaritas. Selanjutnya Pemuda Katolik tidak sebagai “menara gading’ yang berdiri megah menyendiri (eksklusif), melainkan menjadi sosok organisasi yang inklusif, egaliter, sinergis serta dapat menjadi pelopor untuk meningkatkan kualitas kehidupan bangsa ini, serta mengedepankan kinerja dengan basis teknologi (informasi) untuk berinovasi menciptakan  peningkatan kualitas kehidupan.
“Hal itu semua dapat dilakukan oleh Pemuda Katolik, jika ada perubahan pola Kaderisasi yang berbasis transformasi Growth Mindset  melalui terbentuknya kurikulum kaderisasi yang terstruktur, sistematis dan massif, hal ini yang menurut saya harus menjadi pembahasan serius di Kongres Nasional XVIII Pemuda Katolik di Semarang, Jawa Tengah, 12-14 November 2021mendatang, sekaligus merayakan usia Pemuda Katolik ke 76 tahun, yang kita harapkan bersama, Pemuda Katolik menjadi organisasi yang siap mewujudkan Indonesia Tangguh dan Maju” pungkas Imam P. Radjasa.*tri#

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *