inimedan.com-Jakarta.

Masih tentang peringatan Sumpah Pemuda sebagai tonggak sejarah lahirnya ikrar maupun tekad menjalin persatuan dalam satu bahasa, satu bangsa dan satu tanah air Indonesia, yang terjadi tgl 28 Oktober 1928, 93 tahun silam.
Namun nampaknya peringatan momentum sangat bersejarah tersebut tahun ini terasa ada dua momentum yg menarik untuk dipahami Dan dikaji.
Yakni Peringatan tahun ini bersamaan dengan era Kebangkitan kesadaran kaum Muda akan pentingnya menghayati sejauh mana teknologi yg terus berkembang saat ini bisa dimanfaatkan guna mengoptimalkan dan memaksimalkan potensi kekayaan alam yg kita miliki, demikian disampaikan Kristiya Kartika mantan Ketua Presidium PP GMNI yang selama 2 periode tahun 1986 hingga 1992, saat dihubungi pers, Kamis 28/10/2021 kemaren malam.
“Ini penting karena muara dari persoalan seluruh Rakyat adalah kebutuhan pemenuhan basic needs, yang itu semua terkait dengan pemenuhan kebutuhan dasar, perkembangan dan kemajuan Ekonomi secara menyeluruh” ungkap Kartika Kristiya yang juga mantan Wakil Ketua DPP KNPI tahun 1990-1993 silam
Menurut Kristiya, bahwa kemajuan Ekonomi membutuhkan penguasaan teknologi yang relevan,dan yang mampu meningkatkan pengelolaan kekayaan alam ke dalam industri hilir serta kemudian bisa diekspor ke negara lain, karena itulah diperlukannya leadership (kepemimpinan) Pemuda baik di tingkat Nasional maupun di tingkat daerah yang mampu menangkap kebutuhan rakyat terhadap dampak dari kemajuan teknologi tersebut, untuk memakmurkan mayoritas Rakyat Indonesia melalui kebijakan Negara yang pro Rakyat.
“Dengan kondisi kekinian, maka diperlukan kebijakan Nasional yang mampu mengembangkan teknologi untuk mengolah Dan memanfaatkan potensi kekayaan alam kita menjadi produk industri hilir. Itu memang tidak mudah. Mulai Aspek pendidikan, penciptaan iklim yg kondusif mendukung program tsb, sampai kebijakan keuangan Nasional yang mendukung itu semua.”tukas Kristiya Kartika.
Adapun kendali, lanjut Kristiya, ada pada puncak kekuasaan Negara, yang saat ini sebenarnya dengan hadirnya seorang sosok Joko Widodo sebagai Presiden cukup tepat. Beliau di samping seorang pemimpin yg harus mengarahkan politik pembangunan sesuai dengan kebutuhan mayoritas massa Rakyat dan perkembangan peradaban manusia baik secara Nasional maupun global, juga karena Presiden kita ini punya pengalaman disekitar kerja kongkrit disektor perekonomian sebagai Wiraswasata/Wirausaha sejak muda. Pengalaman ini menambah bahkan mempengaruhi kebijakan Nasional.
“Nah kaum Muda jangan hanya menggunakan jalur politik untuk membangun Indonesia masa kini dan masa mendatang, tapi juga gunakan jalur kemandirian dalam Ekonomi, untuk mengembangkan kekayaan alam yang kita miliki. Aktivitas bisnis bagi kaum Muda masa kini bukankah sesuatu yg diharamkan; bahkan dibutuhkan, jangan, ditinggalkan sektor Bisnis , jika ditinggalkan akan dikuasai “pihak lain”.” Tukas Kristiya Kartika
Ia pun mengatakan bahwa aktivitas kaum Muda dalam politik harus tetap jalan dibarengi kesiapan menjadi Wiraswasta/Wirausaha yg langsung turut mewarnai sektor Ekonomi Nasional bahkan global. Sudah pada saatnya kini kaum Muda “Banyak Bicara Dan Banyak Kerja”. Jangan terjebak pada sekedar mode keindahan dan kehebatan berdiskusi tapi setelah itu tidak bekerja kongkrit. Kemajuan teknologi komunikasi saat ini disamping bisa dimanfaatkan hal- hal yang strategis, tapi kerap juga mendesak kearah terciptanya iklim kaum Muda yang Enggan kerja keras atau kerja kongkrit untuk dan bersama kepentingan rakyat.
“Bukan hanya untuk diri sendiri. Sudah saatnya kita kembangkan bersama visi kaum Muda Indonesia yg siap kerja kongkrit dan keras untuk dan bersama kepentingan mayoritas Rakyat. Didalamnya termasuk kaum Muda itu sendiri. Karena kaum Muda harus meletakkan posisi strategisnya sebagai “bagian tak terpisahkan dari mayoritas massa rakyat Indonesia”. pungkas Kristiya Kartika. *tri#