Inimedan.com-Medan.
Wakil Ketua DPRD Kota Medan, Rajuddin Sagala, mengakui menerima banyak berkas pengaduan yang mempersoalkan aktivitas dari PT Kawasan Industri Medan (PT KIM) di wilayah Medan Utara.
“Kita ada terima aduan warga soal PT KIM ini, banyak yang mereka keluhkan,” ujar Rajuddin kepada wartawan,, Kamis (27/2).
Dikatakan politisi PKS ini, keluhan warga mulai dari masalah jalan yang kerap dilalui angkutan barang dari dan keluar PT KIM, dalam kondisi yang rusak. “Jadi, keluhan warga di situ, kalau angkutan barang lewat, apakah di musim kering, itu banyak hasilkan debu, dan becek kalau musim hujan,” paparnya.
Selain itu, tambahnya, warga sekitar keluhkan efek getar disebabkan aktifitas mesin. Hal tersebut sangat dirasa sampai ke rumah-rumah penduduk, sehingga mereka merasa tidak nyaman.
“Belum lagi, disampaikan ke kita soal limbah yang dihasilkan sering tercemar, bau yang ditimbulkannya itu lagi,” jelasnya.
Yang lebih mengagetkan lagi, beber Rajuddin, ternyata sebagian besar tenaga kerja di PT KIM adalah berasal dari luar kawasan Medan Utara.”Harusnya perhatikan dulu warga sekitar dibanding orang luar sana. Bukan sebaliknya, warga sekitar hanya menikmati limbah dan debu,” ungkap Rajuddin.
Padahal secara positif, imbuhnya, dengan keterlibatan warga sekitar, maka komunikasi akan terbangun, baik itu permasalahan banjir dan limbah dari PT KIM itu.
Sebelumnya, Direktur Operasi dan Pengembangan PT KIM, Ilmi Abdullah, mengatakan KIM hanya perlintasan banjir, dimana air yang berasal dari berbagai kawasan, masuk ke KIM itu 100 persen, tapi yang keluar hanya 30 persen, sehingga air menjadi tergenang.
PT KIM sudah berupaya walau belum sempurna, karena masih sebatas koordinasi. Bukan hal mudah untuk mengatasi banjir di kawasan KIM.
“Kami tidak bisa mengambil langkah sendiri, karena hrs koordinas harus dengan Pemprov, Pemko Medan dan Pemkab Deli Serdang,” ungkap Ilmi Abdullah saat rapat dengan Komisi II DPRD Medan, kemarin. (di)