Inimedan.com-Medan.
Sejumlah mahasiswa yang tergabung dalam aliansi mahasiswa mengalami luka-luka, ketika bentrok dengan massa yang menamakan dirinya Masyarakat Cinta NKRI, Kamis (20/9) di depan gedung DPRD Sumatera Utara, Jalan Imam Bonjol Medan. Ratusan massa dari aliansi mahasiswa dan massa dari Masyarakat Cinta NKRI saat, pagi menjelang siang kemarin sama-sama menggelar aksi demo di depan gedung DPRD Sumut. Dalam aksi tersebut sempat terjadi saling lempar antar kedua kubu hingga akhirnya menyebabkan sejumlah mahasiswa terluka. Sesuai pantauan media ini sekitar pukul 10.30 WIB, puluhan massa dari Masyarakat Cinta NKRI menggelar aksi di gedung DPRD Sumut, mereka mengapresiasi pemerintahan Jokowi-JK dan meminta agar isu pelemahan ekonomi dan rupiah tidak dipolitisasi. Usai diterima Wakil Ketua DPRD Sumut, Ruben Tarigan dari PDI-Perjuangan, massa tidak langsung membubarkan diri dan duduk di depan gerbang utama gedung dewan tersebut. Tak lama setelah itu, sekitar pukul 12.30 WIB, ratusan mahasiswa juga tiba di gedung dewan dari arah Jalan Perdana. Karena masih ada massa dari Masyarakat Cinta NKRI di depan gerbang utama, mahasiswa menggelar aksi di gerbang keluar sebelah gedung Bank Mandiri. Mereka meminta agar diizinkan masuk ke dalam gedung untuk menyampaikan aspirasi dan Salat Zuhur berjemaah. Sempat terjadi aksi dorong pagar namun berhenti dan para mahasiswa melaksanakan Salat Zuhur di jalan raya dengan bertayamum yang diawali dengan azan. Setelah salat, para mahasiswa tersebut kembali berorasi. Sekitar pukul 14.00 WIB, anggota DPRD Sumut dari Fraksi PKS, Zulfikar menerima aspirasi massa dan menjawab tututan mahasiswa dari atas mobil komando. “Terima kasih kepada para mahasiswa yang masih menyampaikan aspirasinya atas kinerja pemerintah saat ini. Dalam hal kepresidenan, ada jadwal konstitusional untuk melakukan pemilihan, yaitu pada April tahun depan,” kata Zulfikar. Baru sebentar menjawab aspirasi mahasiswa, tiba-tiba ada lemparan air mineral ke kubu mahasiswa. Lemparan itu lalu membuat para mahasiswa membalas hingga terjadi aksi saling lempar batu. Aparat kepolisian yang berjaga langsung bertindak dan memisahkan kedua massa. Aksi lempar batu berhenti, anggota DPRD Sumut diamankan dan kembali ke gedung. Setelah itu, mahasiswa kembali melanjutkan aksinya dengan berorasi dan menyanyikan yel-yel mahasiswa. Saat hendak memaksa masuk ke gedung dewan, lemparan kembali terjadi dan menimbulkan bentrokan berikutnya yang lebih besar hingga aparat bertindak dengan menembakkan water canon ke arah mahasiswa untuk membubarkan massa. Sekitar delapan mahasiswa dibawa masuk ke halaman gedung DPRD Sumut, dua mahasiswa terluka di bagian kepala dan satu orang pingsan. Korban luka diberikan tindakan medis. Dua di antaranya di bawa ke RS Bhayangkara Medan. Dalam aksinya, mahasiswa menyoroti kinerja pemerintah terutama perekonomian yang lemah. Mereka menuntut stabilitas perekonomian, pencopotan Menteri Perdagangan dan Menteri Perekonomian, stabilisasi harga bahan pokok dan nilai tukar rupiah, reforma agraria, dan sejumlah tuntutan lainnya. “Kami menyampaikan aspirasi kami ke DPRD Sumut, saat anggota DPRD yang menerima aksi kami dan menjawab tuntutan kami, belum selesai beliau bicara, tiba-tiba kami dilempar botol air mineral. Lalu kami membalas. Padahal, kalau tuntutan kami dijawab anggota dewan hingga selesai, kami mungkin tidak akan lagi memaksa masuk,” kata Salim, Koordinator Mahasiswa dari UIN-SU usai bentrokan. Ia juga menyesalkan tindakan aparat yang menurutnya hanya mengamankan pihak mahasiswa. “Kenapa water canon hanya mengarah ke kami? Padahal kami yang duluan di lempar,” katanya. Usai bentrokan, kedua massa kemudian membubarkan diri. Massa yang terluka dilarikan ke RS dan yang luka ringan ditangani di halaman gedung dewan. Anggota DPRD Sumut, Zulfikar turut mendampingi korban luka-luka. “Insiden penyerangan itu sangat disayangkan, karena terjadi beberapa saat setelah saya menerima kelompok mahasiswa dan kondisi sedang kondusif. Saya menduga ada pihak yang sengaja memprovokasi sehingga mahasiswa terpancing untuk melakukan perlawanan,” katanya. Ia meminta agar penegak hukum mengusut dugaan provokasi tersebut dan tidak melimpahkan semua kerusuhan kepada mahasiswa. Terkait korban luka, Zulfikar mengatakan sebanyak enam mahasiswa, empat diantaranya luka berat. Satu mengalami koma dan dipindahkan ke RS Materna.(di) |