Tarutung Krisis Air PAM, Warga Terpaksa Beli Air Ketengan

Ket. gbr: Warga pelanggan PAM di Tarutung harus beli air untuk cuci piring. ( le ) 
inimedan.com_Tarutung.
Pelayanan air minum dari PDAM Mual Natio untuk masyarakat di Kecamatan Tarutung, Siatas Barita, Sipoholon, makin sering mengecewakan. Distribusi air ke rumah pelanggan, kerap macet total. Pasalnya, ada kerusakan di sumber air. Pipa pecah atau bocor, salah satu masalah kronis dari waktu ke waktu. Sebentar saja hujan datang, sudah ada kerusakan.
 Problema air bersih macet itu sudah cukup lama membuat konsumen mengeluh. Proyek pipanisasi yang  digelontorkan selama ini seakan tidak berguna. Warga pun sudah pernah unjuk rasa ke kantor PDAM Mual Natio, bahkan ada warga yang sampai membantingkan ember saking kesalnya. ” Air sering macet, tetapi pembayaran maunya mereka tak boleh macet, ” teriak warga ketika itu.
 Melalui akun di media sosial facebook, pihak PDAM terkadang membuat pemberitahuan tentang adanya kerusakan dan perbaikan di jalur-jalur tertentu. Setelah diperbaiki air lancar kembali. Tapi tak lama kemudian kerusakan terulang lagi. Pipa bocor atau pecah. Begitu seterusnya, menjadi semacam “penyakit kronis”.
 Musim hujan menjadi semacam penyebab terjadinya kemacetan saluran air PDAM yang dipimpin Lamtagon Manalu, mantan ketua KPUD Taput itu. Saat hujan deras, tak jarang distribusi air pun mengalami gangguan serius. Perbaikan sumber air menjadi agenda rutin yang harus dilakukan. Tim teknis PDAM harus rajin survei meneliti titik kerusakan yang memerlukan perbaikan.
BELI AIR
 Terjadinya kemacetan berkala air PAM di tiga kecamatan itu, Tarutung, Siatas Barita, Sipoholon, dari sisi ekonomi telah menimbulkan kerugian bagi setiap pelanggan.  Kalau air macet sampai dua tiga hari, kesulitan air untuk semua kebutuhan rumah tangga jadi terancam. Bukan hanya untuk konsumsi air minum, juga air untuk cuci piring, mandi, ikut terancam. Sehingga banyak warga terpaksa merogo dompet membeli air ketengan seharga Rp 5 ribu per galon.
” Kami terpaksa harus membeli air hanya untuk keperluan toilet dan cuci piring. Kalau untuk mandi bisa saja pergi ke pemandian air panas, ” ujar Ama Mario Simatupang, warga di Desa Parbaju Tarutung.
 Mengatasi kesulitan air minum khusus tiga kecamatan tersebut, saat ini sudah dipersiapkan pembangunan jaringan pipa tranmisi air baku berbiaya puluhan miliar oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, sepanjang 13,2 km, dari sumber air reservoar Sipoholon. Proyek besar khusus untuk pengadaan air ini disebutkan merupakan hasil lobbi Bupati Taput Nikson Nababan ke pemerintah pusat. *le#

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *