Tujuh Karyawan PTPN I Langsa Dipekerjakan Tak Manusiawi

Inimedan.com-Langsa.

Teks Foto : Khairunnas saat membersihkan WC di rumah direktur PTPN I.

Tidak manusiawi. Mungkin kata kata itu yang tepat dialamatkan untuk Direktur PT Perkebunan Nusantara I Langsa. Pasalnya orang nomor Satu di Perusahaan Perkebunan itu  diduga telah mempekerjakan secara tidak manusiawi tujuh karyawan PTPN I dijadikan sebagai  Pekerja Rumah Tangga (PRT) di rumah pribadi direktur, belum lama ini.

 Khairunnas, ST, akrab dipanggil Anas, salah seorang korban yang bekerja di rumah Direktur PTPN I tersebut kepada wartawan, baru baru ini di Langsa mengatakan, prilaku kezoliman AG selaku Direktur PTPN-I tidak wajar dan manusawi.

Anas mengaku, mereka para karyawan setiap malam diperlakukan secara paksa sampai larut malam. Lebih kejinya lagi, tempat istirahat (kamar tidur) pun tidak disediakan secara layaknya manusia.

Karyawan hanya tidur ditempatkan di celah barang rongsokan dan gang menuju ke garasi mobil di rumah miliknya di Jalan Lizardi, Komplek Pemda Medan Selayang, Sumatera Utara.

Anas mengaku, awalnya bekerja sebagai karyawan di PTPN I di Bagian Kerani Kebon Lama Langsa Golongan 1C/7, setelah golongan pangkat 1C/8 di tugaskan di kantor Pusat PTP N-I. Lalu, tanpa jelas persoalan, dirinya dimutasikan ke rumah pribadi direktur PTPN I di Medan.

Disebutkan juga, diantara 7 karyawan, ada yang tugasnya bagian dapur, tukang cuci pakaian dalam nyonya di rumah dan empat petugas Satpam turut dibebankan urusan nyonya Direktur PTPN I tersebut.

Hal lain yang dirasakan Anas, terkait tekanan dan sanksi yang diterimanya hanya persoalan laporan dalam menjalankan perintah tugas sangat pribadi dan sepele, lalu dilaporkan oleh nyonya kepada suaminya selaku direktur.

Padahal, itu bukan tugasnya sebagai pembersih kamar mandi dan pembersih closed WC, maupun sebagai pembeli barang pribadi (pembalut wanita) nyonya di rumah tersebut. “Tugas pokok saya di perkantoran atau urusan sawit di perkebunan. Masa harus urusan cleaning service pribadi,” ujar Anas.

Lebih sedihnya lagi dirasakan, tugas saya di rumah pribadi Pak Direktur itu selain membersihkan toilet, juga mengurus kucing yang di monitor dari layar CCTV. Tugasnya yang diterapkan antara lain, air minum kucing peliharaan harus diberikan air mineral galon kemasan (aqua). Sedangkan untuk pekerja, air minumnya air dari kran PDAM.

Naifnya lagi, kejadian yang tidak terlupakan saat pertugas di rumah pribadi Direktur PTPN I Aceh, siang itu ketika baru selesai bersihkan WC, ingin minum karena haus. Namun diberi air kran PDAM yang usai direbus, sangat panas dan tidak mampu ditengguk (diminum), sehingga terpaksa mencampurinya sedikit dengan air mineral galon untuk minum kucing.

“Akibat ketahuan minum hak kucing, saya menerima kecaman dan tudingan kasar serta dikenakan sanksi berat dari nyonya di rumah itu,” ungkap Anas yang mengantongi sarjana S1 Teknik Elektro.

Begitupun, tugas yang diperintahkan oleh nyonya kepadanya, tetap dilaksanakan dengan penuh tanggung jawab dan jujur diakuinya tugas yang dikerjakan, bukan bidangnya sebagai seorang sarjana.

Tentu hasil kerjaan tidak semuanya memadai, pasti ada sedikit saja tidak rapi. Namun dalam hal ini selalu menimbulkan masalah besar, kemudian saya dimutasikan ke pelosok Perkebunan Sawit daerah pinggiran hutan belantara akibat dari laporan nyonya di rumah.

“Hal ini jelas mengangkangi aturan perusahaan PTPN I, karyawan bukan untuk dipekerjakan di rumah pribadi, mengurusi persoalan pribadi dan berada di luar provinsi,” ungkap Anas, mewakili rekannya sebagai karyawan yang turut menjadi PRT, korban kerja paksa di rumah pribadi Direktur PTPN I Langsa.

Bahkan lebih fatal lagi, ujar Anas, gajinya dibayar pula dari kas Perusahaan PTPN-I yang sudah puluhan tahun mengalami kerugian dan kehancuran karena devisit. Sehingga yang dilakukan ini telah menimbulkan kerugian perusahaan negara, karena direktur memanfaatkan karyawan untuk bersenang-senang.

Pihaknya meminta Menteri BUMN mengambil sikap bijak terkait persoalan ini, karena ini sudah lari dari tugas pokoknya sebagai karyawan PTPN I Langsa yang bertugas mengurusi perkebunan.

Menyikapi persoalan tersebut, Humas dan Protokoler PTPN I Langsa, Syaifullah, SE yang ditemui di ruang kerjanya terkesan menutupi persoalan tersebut dan meminta wartawan untuk tidak memposting berita tersebut sebelum adanya informasi yang jelas.

“Saya tidak mengentahui adanya penggunaan tenaga karyawan begitu banyak yang digunakan pribadi di luar daerah operasional PTPN I Langsa. Setahu saya tidak ada. Pun begitu akan saya cross chack kebenaranya nantinya,” sebutnya.

Lanjutnya, direktur punya kapasitas untuk menggunakan tenaga karyawan PTPN I di rumah dinas dan lainnya. “Kalau di luar itu, saya belum mengetahuinya,” ungkapnya singkat.

Menteri BUMN

Terkait  dengan informasi dimana 7 Karyawan yang dipekerjakan tak manusiawi di rumah pribadi Direktur PTPN I Langsa, mendapat kecaman dari Sekretaris Dewan Pimpinan Daerah (DPD) II Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) Kota Langsa, Darkasyi, ST.

Teks Foto : Sekretaris DPD II KNPI Kota Langsa, Darkasyi, ST.

Sekretaris KNPI Kota Langsa itu meminta Menteri BUMN, Erick Thohir, agar segera menindak Direktur PTPN-I Langsa yang diduga memperlakukan tujuh karyawannya tidak manusiawi.

“Kita minta Menteri BUMN agar mengambil tindakan tegas terhadap Direktur PTPN-I Langsa yang diduga telah melakukan perbuatan yang tidak manusiawi terhap ketujuh bawahannya,” tegas Sekretaris DPD II KNPI Kota Langsa, Darkasyi ST, baru-baru ini kepada wartawan.

Menurut Darkasyi, tindakan atau perlakuan tidak manusiawi yang dipertontonkan oleh sang direktur dan keluarga tidak mencerminkan seorang pimpinan.

Lanjutnya, kejadian serupa juga pernah menimpa warga Kota Langsa, sebelumnya seorang ibu yang menjadi pembantu di rumah pejabat PTPN-I Langsa tersebut.

Dalam hal ini, KNPI Kota Langsa tidak tinggal diam atas perlakuan anak bangsa seperti ini yang nantinya akan membuat surat secara resmi yang ditujukan kepada Menteri BUMN dan berbagai pihak agar disikapi dengan bijak.

Darsakyi yang juga mantan Ketua HMI itu, berjanji akan mengawal terus kasus ini supaya ada tindakan prefentif dari pihak terkait.

“Kami sebagai pemuda Langsa sangat miris sekali mendegar berita tersebut, apalagi di zaman keterbukaan informasi sekarang ini. Jangan pernah memandang rendah bawahan, tapi jadikanlah bawahan sebagai keluarga yang memiliki hak dan harga diri yang sama,” ungkapnya.

Ditambahkannya, kenapa seorang Direktur yang notabene orang nomor satu di perusahaan berplat merah tersebut di bawah tekanan sang istri, yang harus memperkerjakan para karyawan di luar tupoksi mereka.

Ini namanya pekerjaan yang di luar batas ambang kewajaran bagi para pekerja yang mustinya, seharusnya tidak ada perbudakan di zaman milenial sekarang ini.

“Sekali lagi kami minta Menteri BUMN mengambil tindakan tegas atas perlakuan Direktur PTPN-I Langsa, AG, dan keluarganya yang tidak manusiawi terhadap tujuh karyawannya dan kembalikan mereka ke porsi kerjanya semula,” pungkas Darkasyi. *di#.

 

 

 

 

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *