Inimedan.com-Binjai
Memilih pemimpin itu penting, sebab sudah ada diatur dalam Al Quran. Bahkan, jika larangan makan daging babi dan meminum minuman keras hanya diatur dalam 3- 4 ayat Al Quran, maka soal memilih pemimpin ada 8 ayat yang menyinggungnya. Itu berarti masalah memilih pemimpin itu jelas jauh lebih penting.
Karena itu, janganlah masalah ini kita abaikan, sehingga masih banyak diantara kita yang lebih memilih untuk golput daripada datang dan mencoblos di TPS.

Hal itu ditegaskan oleh Ustadz Romo (H. Raden Muhammad Syafii, SH, M.Hum), anggota DPR RI dari Fraksi Gerindra saat shilaturrahmi dan temu ramah dengan para tokoh, ustadz dan ustadzah Kota Binjai, di Taman Selfie, Jln. MT. Haryono, Binjai Utara, Sabtu (31/10).
” Ya, kan ada 2 atau 3 pilihan. Jadi, pilihlah pemimpin yang soleh dan pro rakyat. Untuk itu, ulama harus berani. Jangan pula di saat menjelang Pilkada seperti sekarang ini para ustadz/ ustadzah malah ceramah dan berkhutbah tentang air yang suci lagi mensucikan. Ceramahlah tentang pemimpin, sebab kalau ceramah tentang air bisa disampaikan di lain waktu. Jadi, ceramah tentang pemimpin jauh lebih pas disampaikan saat ini dibandingkan dengan ceramah tentang air, ” ujarnya.
Kader Gerindra Yang Taat
Lebih lanjut seusai acara, saat ditanya wartawan, siapa yang lebih layak untuk dipilih dalam Pilkada Kota Binjai tahun ini, Ustadz Romo pun menegaskan, pilihlah yang lebih dikenal dan soleh.
” Ya, kalau Rahmat saya jelas mengenalnya. Dia adalah kader Partai Gerindra yang baik. Buktinya, gak pernah dia bermasalah, baik di dalam maupun di luar partai,” tegasnya.
Lebih lanjut Romo menambahkan, banyak yang datang menghadap Prabowo, tapi Rahmatlah yang ditunjuk langsung Prabowo. Berarti dia benar-benar istimewa di mata Prabowo.

Selain itu, Romo pun menambahkan, Rahmat memang bukan orang Binjai, tapi dia sudah bolak-balik datang dan singgah ke Binjai.Bahkan, pernah 5 tahun dia mengajar (menjadi guru) di Binjai.
” Sewaktu masih menjadi mahasiswa, dia pun kerap turun ke jalan untuk berdemo. Itu menunjukkan, dia kritis dan peduli dengan kepentingan dan penderitaan rakyat. Selain itu, dia juga sosok yang taat, sebab shalatnya tak pernah tinggal dan rajin berpuasa. Jadi, pantas untuk berdampingan dengan ustadz Usman Jakfar,” ujarnya.
Sedangkan ustadz Usman Jakfar adalah sosok ulama yang santun dan berwibawa. Kalau bukan sekarang, kapan lagi Ustadz tampil sebagai pemimpin di kota Binjai.
” Banyak orang menuding, ustadz kok berpolitik, untuk apa jadi ustadz kalau berpolitik ? Nah, inilah yang perlu diluruskan, sebab pada dasarnya, siapapun boleh berpolitik, termasuk ustadz, sebab kalau ustadz dan orang-orang yang baik dan berilmu tidak berpolitik, maka kekuasaan itu akan dikuasai oleh para preman dan orang-orang yang jahat. Ini tentu tidak boleh dibiarkan,” ujarnya.
Karena itu, harus kita dorong agar semua warga mau menggunakan hak pilihnya, karena itu kewajiban kita sebagai seorang muslim. (BD)