inimedan. com- Taput.
Kasus gigitan anjing terdeteksi virus rabies di Tapanuli Utara, terkesan sudah semakin meluas. Ratusan kasus gigitan anjing membutuhkan penanganan serius, bahkan sudah ada yang meninggal dunia.
Peringatan tentang virus rabies mematikan itu sebenarnya sudah ada melalui pengumuman di beberapa desa. Seperti halnya di Desa Parbaju Julu Tarutung. Beberapa waktu lalu petugas dari kantor desa itu memberitahu bakal ada penyuntikan anjing mengantisipasi bahaya rabies, agar warga pemilik anjing siap sedia menunggu kedatangan petugas yang akan melakukan penyuntikan.
Tetapi anehnya saat petugas datang, bukannya pada waktu pagi atau siang hari. Justru datangnya sudah malam hari. Warga pun kelabakan karena anjing peliharaannya sedang tak ada di tempat. Susah menangkapnya dalam kegelapan malam.” Kami masih datang esok hari, ” ujar wanita petugas vaksin kepada warga.
Ternyata sudah jalan hampir satu bulan, mereka tak pernah lagi datang. Hal itu membuat warga kesal, merasa dibohongi. ” Sepertinya upaya pencegahan itu dianggap sepele, tidak serius, ” ujar LND Simanjuntak salah seorang warga di Hutabarat. Ia khawatir kalau sampai terjadi hal tak diinginkan suatu saat.
285 ORANG TERGIGIT
Sementara itu Kadis Kesehatan Kabupaten Tapanuli Utara, Sudirman Manurung didampingi Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, Saroha Nababan menyebut, pihaknya mencatat sudah ada 285 kasus gigitan anjing rabies terjadi dalam kurun waktu Januari-Mei 2023.
“Dalam kurun waktu Januari-Mei 2023 terdapat 285 kasus gigitan anjing dan mengakibatkan satu orang meninggal,” ujar Sudirman didampingi Saroha Nababan dilansir Antara, Senin (10/7). Sebanyak 221 orang di antara para korban gigitan memerlukan tindakan vaksin anti rabies, dan 64 orang lainnya dalam tahap observasi.
Diwartakan, satu orang dari jumlah total korban gigitan yang telah menjalani perawatan di RSUP H Adam Malik Medan telah meninggal dunia.
“Rabies sangat berbahaya dengan tingkat kematian yang hampir mencapai 100 persen setelah gejala muncul. Virus ini umumnya dapat menginfeksi mamalia apa pun dan yang paling sering adalah anjing,” paparnya.
Menurutnya, tanpa vaksinasi secara teratur, anjing juga berisiko tertular virus mematikan ini, yang menyerang sistem saraf dan menyebabkan gejala-gejala seperti perubahan perilaku yang ekstrem, kelumpuhan, kejang, gagal napas, hingga kematian. “Makanya, jika anjing peliharaan kita bersentuhan dengan hewan yang terkena rabies, kita mungkin akan diminta untuk melakukan eutanasia jika anjing tersebut belum pernah divaksinasi,” terangnya.
Menyikapi tingginya jumlah kasus gigitan anjing rabies, Dinas Kesehatan Taput mengaku telah melakukan sosialisasi tentang bahaya rabies, serta menjalin kerjasama dengan Dinas Ketapang untuk melakukan vaksinasi terhadap anjing milik masyarakat.
“Kita harapkanseluruh pihak bekerjasama secara intens dalam menanggulangi kejadian ini. Kita minta agar masyarakat pemilik untuk segera memberikan vaksinasi bagi anjing peliharaannya dan tetap waspada pada gigitan anjing,” sebutnya.
Disebutkan, saat ini vaksin anti rabies disingkat VAR diperoleh pihaknya dari Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Utara, dimana distribusinya tidak banyak untuk kabupaten kota dan hanya diperuntukkan bagi warga tidak mampu,sebagaimana dilansir Antara Taput.*le#