Inimedan.com-Ypgyakarta | Sebanyak sebelas aktivis perlindungan hewan dari Animal Friends Jogja (AFJ) menggelar aksi di depan gerai Fore Coffee Kaliurang, Yogyakarta, dan tujuh aktivis dari Act For Farmed Animals (AFFA) menggelar aksi di kantor pusat Fore Coffee di Jakarta sehari sebelumnya, Kamis (29/8). Aksi ini dilakukan sebagai bentuk desakan pada salah satu jaringan coffee chain terbesar di Indonesia agar mereka menunjukkan kepedulian terhadap kesejahteraan hewan, khususnya ayam petelur, dengan menerbitkan komitmen bebas sangkar (cage-free).
“Fore, tunjukkan kepedulianmu, terbitkan komitmen bebas sangkar sekarang juga! #CagefreeFOREveryone” terlihat di salah satu poster yang diusung oleh para aktivis. Mereka berjajar di depan gerai Fore Coffee dengan mengenakan pakaian yang beragam, menggambarkan inklusivitas telur cage-free yang layak didapatkan oleh seluruh pelanggan Fore yang datang dari berbagai latar belakang. Dua orang terlihat mengenakan apron khas barista bertuliskan #CagefreeFOREveryone; seorang membawa kandang baterai berisikan boneka ayam yang berhimpitan dan seorang lagi terlihat melakukan adegan teatrikal memegangi tangan seseorang yang mengenakan kostum ayam, menggambarkan ayam petelur di dalam kandang baterai yang tak bisa bergerak bebas.
“Fore Coffee dalam webnya menjelaskan fokus mereka pada keberlanjutan dan etika bisnis dengan tagar mereka #FOREsponsible, namun hal itu tidak sejalan dengan sikap Fore Coffee yang sampai saat ini belum mengeluarkan komitmen bebas sangkarnya,” tegas Dhiani Probhosiwi, Manajer Kampanye untuk Program Hewan yang Diternakkan, AFJ. “Peduli pada pelanggan berarti peduli terhadap produk yang disuguhkan dan dari mana bahan baku produk tersebut diperoleh. Sudah saatnya konsumen tahu dari mana Fore Coffee memperoleh telur yang mereka gunakan dalam rantai pasoknya,” lanjutnya.
Dengan desakan yang sama, aktivis di Jakarta membawa poster tuntutan, memakai topeng ayam dan membagikan selebaran di depan kantor pusat Fore Coffee di Jakarta. Mereka mendesak Fore Coffee segera membuat komitmen bebas sangkar dengan membawa satu gelas kopi raksasa setinggi manusia dewasa, bertuliskan #CagefreeFOREveryone, sebagai simbol tuntutan mereka. Perwakilan AFFA juga menyampaikan desakan ini kepada perwakilan dari tim Human Capital dan Legal dari Fore Coffee di tengah aksi.
Data menunjukkan bahwa ada sekitar 8,3 miliar ayam petelur di seluruh dunia, jumlahnya hampir sama dengan populasi manusia. Sebagian besar ayam ini hidup dalam kandang yang memberi mereka ruang kurang dari selembar kertas A4, yang tidak memungkinkan mereka melakukan perilaku alaminya. Menurut riset, keterbatasan ruang dan perilaku ini meningkatkan risiko dan kejadian penyakit metabolik seperti sindrom perdarahan hati berlemak. Mobilitas terbatas juga memengaruhi kualitas dan perkembangan tulang ayam petelur, menyebabkan kelemahan tulang secara keseluruhan dan osteoporosis. Ayam dengan tulang lemah mengalami tingkat cedera dan patah tulang yang lebih tinggi saat depopulasi dan penanganan. Ketidakmampuan melakukan perilaku bersarang selama bertelur di kandang tanpa kotak sarang dapat menyebabkan frustasi dan peningkatan stres.
Berdasarkan hasil survei, mayoritas konsumen dunia, termasuk di Asia, mengkhawatirkan kesejahteraan ayam petelur. Di 14 negara yang beragam secara budaya, geografis, dan politik, sebagian besar dari 4.292 peserta penelitian ini mengonsumsi telur dan menganggap penting bahwa ayam tidak menderita dalam proses produksinya. Mayoritas peserta lebih memilih membeli telur dari ayam yang tidak dipelihara dalam kandang baterai.
Banyak perusahaan telah menerapkan sistem bebas sangkar dalam rantai pasok mereka. “Dalam enam bulan terakhir di tahun 2024, ada lima perusahaan yang telah mengumumkan komitmennya, yaitu Bali Buda, Subway Indonesia, Doughlab, Archipelago International dan Rella’s Kitchen,” kata Elfha Shavira, Manajer Kampanye AFFA, saat ditemui pada aksi di Jakarta (29/08). “Permintaan konsumen untuk telur bebas sangkar semakin meningkat, seiring dengan keinginan perusahaan untuk menerapkan standar makanan yang etis,” lanjutnya.
Mengakhiri aksi di Yogyakarta, perwakilan AFJ bertemu dengan perwakilan Fore Coffee dan memberikan apron bertuliskan #CagefreeFOREveryone kepada pihak Fore sebagai simbol permintaan konsumen akan telur bebas sangkar. Pihak Fore menerima aspirasi dari aktivis perlindungan hewan dan konsumen yang meminta mereka untuk menerapkan kebijakan kesejahteraan hewan yang lebih tinggi, namun mereka menolak pemberian apron.
Bergabunglah dengan konsumen Indonesia untuk mendapatkan produk yang mengutamakan kesejahteraan hewan dengan menandatangani petisi. Untuk informasi lebih lanjut tentang Animal Friends Jogja dan kampanyenya terkait cage-free, kunjungi www.cagefreeindonesia.org. *r/di#