inimedan. com- Taput.
Perambahan atau perusakan hutan di wilayah Kabupaten Tapanuli Utara semakin meluas. Hampir setiap hari belakangan ini ada postingan yang mengecam penggundulan hutan itu muncul di media sosial. Para pegiat dan pengamat lingkungan mengunggah foto perusakan di berbagai sudut, menggambarkan kerusakan hutan akibat penggundulan hutan memakai alat berat.
Adalah Sahala Arfan Saragi dan Loksa Beys Situmeang, dua orang pegiat anti perusakan hutan yang gencar mengecam perusakan hutan itu, berharap agar pemerintah bertindak tegas menghentikan aksi penggundulan hutan yang kian merajalela. Menurut Situmeang, Dolok ( gunung) Imun adalah kawasan yang dianggap legendaris bagi keturunan marga Naipospos yang bermukim di kawasan Sipoholon.
Ada pun marga Naipospos terdiri dari Toga Marbun dan Toga Sipoholon, antara lain Banjarnahor, Lumbanbatu, Lumbangaol, Situmeang, Hutauruk, Simanungkalit, Sibagariang. Bagi mereka, Dolok Imun punya nilai historis terkait dengan leluhur mereka Raja Naipospos.

Aksi perambahan pohon oleh oknum pebisnis kayu di gunung itu, hampir setiap hari menghiasi halaman facebook. Bahkan salah satu dari postingan itu merupakan surat terbuka sebagai laporan agar mendapat perhatian dari Kapolri.
Kepada Bapak KAPOLRI yang kami Kasihi dan kami cintai.
Selamat pagi Bapak Kapolri Jenderal polisi Listyo Sigit kami cintai…
Kami berkeyakinan bahwa Bapak juga tidak terima atas kerusakan tanah pusaka leluhur kami RAJA Naipospos Dolok Imun Sumatera Utara…..Ekosistimnya rusak, lingkungan hidupnya rusak…. Mohon perhatiannya pak, demikian ditulis Situmeang Beys dalam salah satu postingannya.
Diinformasikan juga bahwa aparat kepolisian dari Polres telah turun melakukan penelitian untuk mengungkap kasus perambahan yang dianggap pencurian kayu dari kawasan Dolok Imun.
“Disinyalir cukong yang katanya kebal hukum, asyik menikmati uang miliaran rupiah dari ribuan batang pinus yang sudah dibabat dan diboyong entah kemana.”, ujar Situmeang Beys kepada wartawan.
Sejauh ini belum jelas diketahui hasil monitoring yang dilakukan aparat seputar masalah perambahan hutan di gunung tersebut. *le#