Warga Terdampak Proyek Tol Kelapa Gading – Pulo Gebang, Diduga Dipermainkan Dinas Bina Marga

inimedan.com-Jakarta .
Dari penelusuran informasi dari berbagai pihak, serta pengecekan di lapangan olmenyebutkan bahwa pelaksanaan Proyek  jalan Tol dalam kota yang membentang dari Kelapa Gading hingga Pulo Gebang disinyalir masih meninggalkan banyak permasalahan bagi warga yang terdampak, pasalnya Masih ada beberapa warga yang bertahan karena belum selesai nya berbagai masalah
dengan pihak Dinas Bina Marga selaku pelaksana Proyek Tol, antara lain soal pembayaran tanah yang belum dibayarkan, luas tanah yang diukur tidak sesuai dengan surat, hingga harga tanah yang dibayarkan dibawah NJOP.
Menurut beberapa orang warga, Masalah ini membuat mereka masih bertahan hingga mendapatkan kejelasan, padahal Pihak Dinas Bina Marga berjanji untuk melunasi sebelum akhir bulan Agustus 2021. Namun, hingga saat ini belum ada kabar kejelasannya kembali
“Janjinya sih akhir Agustus, cuma sampe sekarang belum ada realisasinya.” ujar salah satu warga, sebut saja Duloh yang bertempat tinggal di lahan pelaksanaan proyek jalan tol tersebut, saat ditemui pers, Kamis 19/8/2021
Menurut nya,  warga yang rumahnya pengukurannya belum sesuai dengan luas yang tertera di sertifikat hak milik, masih tetap mempertahankan bangunannya walaupun terkesan bangunan tersebut menghalangi proyek tol.
“Bangunan ini, pembayaran dan penghitungan luasnya belum selesai. Jadi biarin aja ini masih berdiri sampai pembayaran jelas dan sesuai”ujar Sebut saja Minah yang juga  salah seorang warga terdampak pembangunan jalan layang Kelapa Gading-Pulo Gebang.
Sementara itu, juga ditemukan keluhan warga yang masih bertahan, mulai menerima dampak ketika pembangunan tol tersebut berjalan, yakni pengeboran paku beton yang membuat retak, namun saat  warga menyampaikan keluhan tersebut, nampaknya pihak kontraktor terkesan tidak mempedulikannya.
“Nih mas, temboknya sudah retak karena proyek. Mereka gak tahu waktu, masa tengah malem masih kerja. Tembok yang retak ini hanya dikasih kompensasi 500rb. Ujung-ujungnya mau ga mau kan kita harus iya-in harga yang ga sesuai NJOP mas daripada kita begini terus. Kan itu licik.”tukasnya
Dari temuan yang di peroleh, serta keluhan dari warga, terdapat indikasi  permainan dibalik proyek tol ini yang terkait dengan kinerja Dinas Bina Marga. Terkesan tidak profesional, bertindak sewenang-wenang, dengan melakukan pembelian tanah dibawah NJOP, perhitungan luas tanah yang tak sesuai dengan sertifikat serta pembayaran yang ditunda cukup menjadi bukti bahwa ada permainan dibalik proyek tol ini.*tri#.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *